Selasa, 17 Januari 2023

Jadilah Buku dari Karya Ilmiahku


 Bismillah, hamdalah syukurillah, shollallohu alaih ... 

Malam ini kita kembali meniti larik-larik motivasi melejitkan potensi. Ini adalah pertemuan keempat kita menjejakkan kaki memantaskan diri menjadi penulis sejati. Semangat diri terus dipacu terus maju tak kenal ragu. Engkaukah itu satria yang maju tak gentar ataukah pecundang yang lemah terkapar. Kesuksesan tinggi dimulai dari langkah kecil namun pasti terus maju pantang berhenti ...

Pertemuan ke-4 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Gelombang 28 mengambil judul "Menulis Buku dari Karya Ilmiah" dengan moderator Nur Dwi Yanti, S.Pd. yang akrab disapa NDY dan narasumber Bapak Eko Daryono, S.Kom., sosok guru TIK bersahaja yang lahir di Karanganyar, provinsi Jawa Tengah pada tanggal 20 Desember 1975  dengan beragam keahlian :  pengajar, penulis, editor, narasumber, motivator literasi, mentoring dalam penulisan buku maupun jurnal dengan prestasi yang luar biasa, antara lain  Juara I Lomba Penulisan Karya Ilmiah Tingkat Kabupaten (2008)  dan Juara II Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten (2009), telah menghasilkan 14 buku kesejarahan, 2 buku traveling, dan 10 buku budaya lokal, wow ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Moderator membuka dengan doa dan memberi semangat ,"Ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya."

Menulis membutuhkan niat, ide, komitmen dan konsisten, motivasi, alat, timing (pemilihan waktu), kerja keras, dan tak lupa keilmuan. Agar konsisten maka menulis harus memiliki tujuan. 

Menerbitkan Buku dari Karya Tulis Ilmiah perlu langkah-langkah penting sebagai berikut :

1. Memahami apa yang dimaksud dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI) 

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 ialah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

2. Memahami apa saja yang termasuk KTI

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku. 

KTI Nonbuku antara lain KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar (tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi), KTI hasil penelitian (PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal), KTI berupa ulasan atau resensi. 

KTI Buku ialah KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal, KTI berupa ulasan atau resensi.

Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku, lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.

3. Memahami struktur penulisan KTI


4. Memahami perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku

Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI.

Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab.

Secara bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis.

5. Memahami cara mengkonversi KTI menjadi buku

a. Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).

Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

Contoh :


b. Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas. Saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku, tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.

c. Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya Pendahuluan boleh tetap dipertahankan judulnya dengan Pendahuluan , boleh Pembuka atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku.

Contoh : Pada konversi pendahuluan PTK "Fenomena Pembelajaran TIK" yang berisi fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang

d. Modifikasi Bab II

Contohnya isi bab II dari PTK narasumber

diubah sbb :

e. Modifikasi Bab III

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya

Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan

Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya

Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.

f. Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV

Pada buku, di bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut nama, foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

g. Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul Penutup. Judul tersebut dapat dipertahankan, hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

h. Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrumen penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

6. Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam saat mengkonversi KTI menjadi buku

a. Pertama, keaslian (originalitas) laporan hasil penelitian, tindakan plagiat tidak dibenarkan ter

b. Kedua, menghindari kompilasi yang terlalu banyak. 

Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan.

c. Ketiga, memilah dan memilih data yang dipublikasikan, data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis

d. Keempat, modifikasi bahasa buku

Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis

e. Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

f. Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

g. Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

Pertemuan ditutup dengan tanya jawab dengan resume sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengubah gaya penulisan kutipan/ pendapat dari para pakar, agar tidak sekedar copas saja?.. contohnya?

Sumber Asli : Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:

“Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau

tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh

perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

Modifikasi

“Karya tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)

2. Best Practice  bisa di jadikan buku

3. Cara mebuat buku dari hasil penelitian yang filenya sudah hilang jika ada naskahnya bisa discan kemudian dikonvert ke doc.  Merubah dari hasil laporan karya ilmiah.  menjadi suatu artikel yang menarik dengan meringkas isi LKI-nya kemudian modifikasi judul yang menarik

4. Cara agar buku modifikasi sesuai kaidah penulisan dengan cara memahami kaidah penulisan buku termasuk didalamnya struktur dan kebahasaan buku.

5. Contoh konkrit dari kalimat, "Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian" :

misal modifikasi PTK di bab VI : Pembelajaran TIK dengan penerapan strategi Tim Quiz mampu menciptakan iklim belajar yang aktif, interaktif, kolaboratif serta dapat membangkitkan semangat belajar…… *Strategi Tim Quiz yang diterapkan dapat berhasil jika ada dukungan* ……. *Sebaliknya jika dukungan tersebut kurang optimal maka capaian yang diharapkan dari Strategi Tim Quiz* …..

Dua kalimat terakhir merupakan implikasi sekaligus rekomendasi di bagian penutupnya

6. a. Apakah dalam modifikasi ke buku, berarti tdk boleh lagi ada subbab? Boleh, hanya diupayakan tanpa penomoran agar tidak terkesan kaku. 

b. Apakah pemahaman tentang modifikasi bab. IV dalam Laporan penelitian dapat disamakan atau menjadi jawaban permasalahan? Bisa 

c. Modifikasi lampiran, berarti berupa data (hasil analisis),/deskripsi data? Instrumen yang mendukung isi

d. Maksudnya wajib mencantumkan semua pustaka yg dipakai sebagai rujukan itu, tdk hrs yg ditampakkan di uraian sprt halnya lap. penelitian/tulisan ilmiah? Melainkan yg dirujuk penulis dalam uraiannya?  (mendasari/menguatkan) pendapatnya? Semua kutipan yang diambil dalam isi buku wajib dicantumkan daftar pustakanya. Jika khasanah kekayaan pustaka kurang mendukung maka dapat ditambah tidak harus sama dengan laporan KTI aslinya

7. Anak saya yg no 2 lomba Karya ilmiah internasional di Hongkong meraih medali emas  dan anak saya yang no 4 lomba tingkat nasional juara harapan 1. Apabila hasil karya ilmiah anak sy sy jdkn buku apakah diperbolehkan? Boleh banget, wah luar biasa putranya...

8. Bagaimana dengan proposal P5, bisakah menjadi sebuah buku? Bagaimana tahapannya agar menjadi buku yang menarik? Jika ingin membuat buku penerapan tema P5 didukung dengan aktivitas dan dokumentasi akan sangat menarik.

9. Apakah buku yang berasal dari laporan tidak termasuk KTI? Termasuk Bu, sesuai dengan kaidah buku 4 PKG. Tadi di atas dua klasifikasi KTI

10. Apakah ada buku khusus dijual bebas yang menjelaskan tentang bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku? Bisa pesan ke Tim Solid Omjay 


11. Pada pembuatan buku, lampiran KTI diubah menjadi instrumen penelitian dan data2 matang, bukan data mentah. Bisa diberikan contoh spt apa data matang dan data mentah ini? Data mentah, misalnya data nilai keseluruhan siswa. Data matang : siswa yang mendapat KKM dan di bawah KKM kemudian disajikan dengan grafik

12. a. Judul tesis saya, "Manajemen Pendidikan Karakter Santri",  kira-kira apa judul yang menarik kalau ingin dijadikan judul buku? Judul tersebut sudah menarik Bu, singkat dan menggugah minat untuk membaca. Setelah judul, modifikasi babnya Bu.

b. Bagaimana cara awal kita menulis buku dari skripsi atau tesis kita? Data mentah, misalnya data nilai keseluruhan siswa. Data matang : siswa yang mendapat KKM dan di bawah KKM kemudian disajikan dengan grafik.

13. Apakah kita bisa membuat buku yang menceritakan tentang KTI tersebut. Jadi dalam buku tersebut dari awal hingga akhir seperti sharing pengalaman. Contoh dari best practice ke buku? best practice sangat bisa jadi buku.

14. Bolehkah KTI orang lain , kita yang jadikan buku ? Boleh tetapi nama penulisnya yang punya KTI bukan kita

15. Dalam paparan narasumber tentang modifikasi bahasa buku disebutkan bahwa harus menghindari pemakaian penanda transisi seperti kata menurut hal itu,  sesuai dengan pendapat,  lebih lanjut si A menyatakan, berdasarkan hal tersebut, dll. Padahal dalam pengambilan kutipan harus menyebutkan itu dari narasumber, menurut .... sesuai dengan pendapat ...

Jadi bagaimana cara/teknis untuk menunjukkan bahwa tulisan itu adalah berdasar pendapat ahli.

Sumber kutipan ditaruh di bagian akhir , seperti model Harvard.

16. Laporan PTK dapatkah di ubah menjadi buku? Apakah sama prosedurnya?

Sangat bisa bu, prosedur sama.

17. a. Mohon dapat menjelaskan pada bagian: 1. hindari pengambilan kutipan yg berantai?  sedangkan pendapat tersebut sudah tertera di Tesis kita,  kok harus dihindari ?  Maksudnya kutipan berantai Si A seperti dikutip si B menyatakan bahwa...... Intinya ambil sumber pertama. Kutipan dalam buku tidak harus sama persis dengan kutipan di tesis, bisa berkurang bisa bertambah.

b. Mohon penjelasannya kaidah penyusunan buku ber ISBN ? Kalau ada panduan bolehkah kami dibagi.  Buku ber-ISBN biasanya minimal 60 halaman.

18. Ketika KTI sudah menjadi buku, apakah temuan- temuan yang didapatkan masih bisa dijadikan referral atau referensi? Sangat bisa

Di ujung pertemuan, bapak Eko Daryono S.Kom memberikan pesan, 

"Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang bermanfaat menjadi ladang amal kita."

 “Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu

"Kejujuran adalah hal yang utama"


Malam telah larut, bola mataku menciut, tubuhku pegal tapi pikiran tak kusut, satu ilmu telah terajut, hati puas mimpi menjemput ....

( Rosjida Ambawani, Resume pertemuan ke-4 Kelas Belajar Menulis Nusantara - KBMN - Gelombang 28, tengah malam di ujung kota kecil temaram ...)





8 komentar: