Selasa, 24 Juli 2012

R e u n i ...

REUNI ...

Kurang dari sebulan lagi
jadwal reuni kita
Ada rasa rindu dalam hati
yang memanggil-manggil langkahku
untuk bertemu
Apakah kau juga rindu
dan waktu akan mempertemukan aku, kamu ...

Sebelum masa berlalu
tinggalkan kita dalam kenangan dulu ...

( Jelang Reuni Perak, 21 Agustus 2012 )

Minggu, 22 Juli 2012

Aku Bersimpuh di Pintu-Mu ...

AKU BERSIMPUH DI PINTU-MU ...

Dengan segenap harap
diantara tetes-tetes keringat
aku tertatih menuju-Mu
bersimpuh di pintu-Mu
ku ingin membasuh peluh
memercik jelaga hati
hening, bening
sunyi
tentram nurani ...

( 22 Juli 2012 )

Selasa, 17 Juli 2012

Memilih dalam Kehidupan ...


Hidup ibarat roda yang berputar.
Kadang kita temui jalan bak aspal yang mulus, kadang pula harus lewati jalan setapak penuh kerikil tajam.
Kadang kita berada di atas, tak jarang pula berada di bawah. Kadang beruntung mendapat jalan yang lapang seperti jalan tol, namun sering pula bertemu jalan yang sempit, penuh persimpangan dan tanpa penunjuk arah ...

Berada di jalan mulus beraspal hendaknya membuat kita bersyukur namun tetap waspada agar tidak celaka. Jalan yang penuh kerikil tajam melatih kita untuk lebih berhati hati agar tidak terluka.

Berada di atas hendaknya membuat kita bersyukur dan tetap mengambil pelajaran dari yang di bawah.
Dan berada di bawah hendaknya membuat kita senantiasa bersabar dan berjuang keras untuk dapat sampai ke atas.

Jalan yang lapang hendaknya membuat kita menghargai kemudahan yang didapatkan dan jangan terlena. Jalan yang sempit, penuh persimpangan dan tanpa penunjuk arahlah yang akan memberikan kita pelajaran tentang kesabaran, keberanian serta kedewasaan.

Tak jarang Allah memberikan kita cobaan berupa jalan yang penuh persimpangan itu dan kita harus menentukan pilihan. Bukan hal yang mudah untuk memilih. Bahkan jika kita merasa hanya ada satu pilihan pun kadang terasa sulit memilihnya ...

Sebuah nasihat bijak berkata :
“Mintalah jawaban pada hatimu dan mintalah petunjuk pada jiwamu. Kebaikan adalah apa-apa yang membuat hati dan jiwa merasa tenang, dan dosa adalah apa-apa yang terombang ambing dalam jiwa dan ragu di dalam dada ...”.


Kadang kita tidak menyadari bahwa hati kecil kita adalah ujung tombak dari segala keputusan yang kita ambil.
Ketika hati itu lemah, maka keraguan akan mudah menyelimuti. Namun jika hati kita kuat, segala sesuatunya pasti dapat kita kembalikan kepada Allah, dan senantiasa berbaik sangka terhadap apapun yang terjadi pada kita. Karena Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Kembali ke masalah pilihan. Ketika kita dihadapkan pada sebuah pilihan yang menurut kita sulit, lihatlah dengan hati nurani kita.
Tak jarang Allah menunjukkan bahwa pilihan itu baik, dengan menyembunyikan keburukannya. Dan tak jarang pula keburukan pilihan itu ditunjukkan kepada kita, dengan jelas ataupun tersirat.

Satu hal yang sebaiknya dijadikan pegangan untuk berprasangka baik kepada Allah terhadap pilihan-pilihan sulit yang kita hadapi adalah bahwa jika sebuah pilihan meninggalkan kita, berarti itu memang bukan yang terbaik untuk kita dan Allah pasti telah menyediakan yang lebih baik daripadanya.
Dengan begitu maka tidak akan pernah ada penyesalan jika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, karena Allah tahu pasti apa yang kita butuhkan dan Insya Allah akan kita dapatkan dari arah yang kadang tidak disangka-sangka ...

(For u, Sebuah Renungan, "My Wonderful World", medio Juli 2012)


Sabtu, 14 Juli 2012

Selalu Ada Waktu yang Diciptakan-Nya Buat Kita ...


SELALU ADA WAKTU YANG DICIPTAKAN-NYA BUAT KITA ...


Seperti sehelai daun yang gugur 
tak lepas dari kehendak-Nya
begitu juga pertemuan hari ini
antara aku, kau dan kita
itupun atas rahmat-Nya

Ada senyum yang terlukis
ada gerai tawa yang berbinar
ada puing luka yang coba dilepas
ada derai duka yang dileraikan
Semua berkumpul di sini
dalam pertemuan kecil yang tak terlupa
begitu bermakna
begitu berkesan dalam ...

( Little reunion, 13 Juli 2012 )

Minggu, 08 Juli 2012

Memaafkan dalam Kehidupan ...



MEMAAFKAN DALAM KEHIDUPAN ...

Memaafkan memang tidak mudah, namun pasti akan membawa kepada jalan kebahagiaan ...

Kita mungkin pernah terluka oleh sesuatu yang dilakukan orang lain terhadap kita di masa lalu. Mungkin kita tidak ingat alasannya. Namun, kita ingat rasa sakit yang dialami sangat jelas dan membawa dendam ke mana pun kita pergi. Dendam mempengaruhi kualitas hubungan terhadap yang lain dan sikap kita terhadap kehidupan.

Orang yang telah menyakiti kita mungkin tidak menyadari apa yang terjadi. Namun hanya bila berkubang dalam emosi ini tentu akan mempengaruhi kesehatan. Dukunglah diri sendiri dan biarkan rasa itu pergi.
Let Go. Lepaskan dan jalani kehidupan seperti apa adanya.

Bagaimana cara memaafkan diri sendiri?

1.Menerima situasi
Apa yang terjadi di masa lalu tidak dapat dikembalikan. Jadi, terimalah kenyataan. Tidak ada yang sempurna, semua orang pernah membuat kesalahan.

2.Lanjutkan
Memaafkan tidak berarti melupakan apa yang terjadi. Ini hanya berarti kita tidak akan lagi menciptakan emosi yang sama yang kita rasakan, berulang dalam pikiran. Belajarlah dari situasi itu dan lanjutkan hidup.

3.Tetap jauh dari sikap negatif
Kata-kata yang sangat kuat. Tidak ada dan tidak pernah menanam dalam memori kita, kalimat seperti “Saya tidak akan pernah bisa berbicara dengan orang itu” atau “Saya tidak akan pernah melupakan apa yang ia lakukan kepada saya”, dll. Itu semua harus dihindari.

4.Cari tahu satu titik positif dalam setiap situasi, dan coba mengingatnya.

5.Tuliskan ke bawah dan hancurkan.
Tuliskan semua hal yang kita pikir telah melakukan kesalahan atau bagaimana orang lain telah bersalah pada kita. Menulis akan membantu menjelaskan dalam pikiran kita. Setelah lakukan itu, bacalah dan buang itu ke tempat sampah. Cara ini akan membantu kita dalam mendapakan masalah yang belum terselesaikan dari kepala kita.

6.Berhenti menilai diri sendiri.
Miliki kekuatan dan keberanian untuk membiarkan diri menjadi mempan. Jadilah baik dan penuh kasih pada diri sendiri. Pilih untuk mengampuni diri sendiri dan kemudian bergerak maju serta melepaskan masa lalu.
Jika kita berpikir ada orang lain yang bersalah kepada kita, coba dekati orang itu, berbicaralah padanya dan minta maaf. Dengan cara ini, kita meredakan diri sendiri dari penyiksaan batin karena berpikir terus tentang hal ini.

Satu atau dua kejadian di masa lalu mungkin tidak berpengaruh pada kehidupan kita saat ini.
Hidup terus berjalan. Lebih baik untuk menjaga kesehatan diri.

Untuk itu, belajarlah memaafkan diri sendiri dan orang lain...

( Intisari, Secuil Renungan, 8 Juli 2012 )

Cinta 'Kan Membawamu Kembali ...



CINTA 'KAN MEMBAWAMU KEMBALI ...


Pergilah...
ayunkan langkahmu kemana kau suka
dunia luas membentang di hadapan
merah, biru, putih, hitam

Pergilah...
raihlah masa depan
nun tinggi di awan
wujudkan mimpi-mimpimu
yang terbang jauh mengangkasa

Nanti, jika kau lelah
selalu ingatlah
bahwa senantiasa ada doa dan asa
terkirim tiap detik
dari sepotong hati
dengan sudut mata yang membasah ...
semoga di luar sana
'kan dewasakan
tanpa melenakan

Ada sepotong hati
yang berderak keyakinan
pada suatu masa
bila saatnya tiba
cinta 'kan membawamu kembali

( Love will lead you back, 8 Juli 2012 )


Sabtu, 07 Juli 2012

KENANGAN MASA SMA : IKUT KETRAMPILAN STENOGRAFI ...

Masa SMA masa kenangan.
Dua puluh lima tahun yang lalu
pelajaran ketrampilan ...

Waktu itu, saat duduk di kls I
thn 1984 di sekolah tercinta Bhawikarsu
Ada 3 pilihan, milih ketrampilan Stenografi,
Tata Boga, atau Tata Busana.
Aku milih Stenografi,
biasa ...he3, ....
coz masak ga bisa, njahit apalagi.

Sebenarnya ibuku juga ikut "andil" dalam ketidakbisaanku ini.
Dulu kalau aku mau mbantu masak,
ibu pasti langsung bilang,
"Udah sana, belajar saja,
sekolah di SMA 3 khan banyak tugas".
Kalau njahit, aku pernah iseng
nyoba njalankan mesin jahit tua
di rumah yang masih ku ingat merknya, Butterfly,
dan ya ampun, ....
sang jarum tidak muter ke depan,
tetapi ke belakang ....

Aku ingat, waktu itu giliran masuk sore, pelajaran Stenografi terjadwal Sabtu sore, kelas I-6 disatukan dengan I-7.

Biasanya guru Stenografi, Ibu...
(seperti biasa ...lupa namanya,
kalau ga salah rumah beliau
di jalan sungai-sungai, Kapuas gitu ya)
mengawali pelajaran dengan tata tulis Stenografi, baru kemudian praktek mengetik.

Ga mudah belajar Steno pada awalnya,
karena kalau kita menulis
agak terlalu panjang,
huruf "i" bisa jadi dibaca "a",
dan kalau menuliskannya terlalu "menukik", huruf "a" bisa jadi dibaca "u".
Cuma kalau sudah lancar,
kita bisa nulis cepat,
misalkan ada pejabat berpidato maka
kita dapat menulis kalimat-kalimat
yang diucapkan dengan cepat,
benar, dan lengkap memakai tulisan Steno
(gak mungkin khan kita minta sang pejabat mengulang ucapan pidatonya kalau seandainya kita ketinggalan nyatetnya...
oiya, jaman dulu itu belum ada hape buat merekam pidato ...).

Aku masih ingat, dulu diantara kita-kita yang ikut Stenografi di kelas I-6 dan I-7 itu,
ada teman bernama Didik dari I-7 yang paling pinter dan menguasai (where are you now, brother?).
Jadi dia yang paling sering selesai duluan menerjemahkan paragraf-paragraf ke dalam tulisan Steno.

Yang paling bikin aku seneng,
siapa yang duluan selesai
maka boleh pulang duluan,
dan itu yang sangat ku nantikan.

Ada yang ku ingat juga, dari temen2 itu,
yang paling "heboh" dan "usil"
itu @Nanang Ibnurrosyid
(sorry, bro, I really remember that ... )

Jadi kalau Didik atau aku
berikutnya yang selesai duluan,
dia pasti ribut
mencontoh kerjaanku,
supaya bisa ikut pulang duluan juga...

Pulang duluan di Sabtu sore,
berarti aku bisa mampir ke Gramedia,
baca2. Waktu itu kita boleh baca2
di tempat, bebas.... ,
apalagi penjaganya temen SMP ku.
Dengan cepat ku lahap
novel2 Agatha Christie,.... kesukaanku,

Di saat anak sebayaku mungkin masih
baca Lima Sekawan atau
Pasukan Mau Tahu.

Jelang maghrib,
ku jalan kaki ke rumah,
lewati masjid Jami dan
hotel Pelangi,
juga lewati
warung sate Bang Saleh
yang terkenal itu ...

(Kenangan Smanti, 1984)