Sabtu, 07 Juli 2012

KENANGAN MASA SMA : IKUT KETRAMPILAN STENOGRAFI ...

Masa SMA masa kenangan.
Dua puluh lima tahun yang lalu
pelajaran ketrampilan ...

Waktu itu, saat duduk di kls I
thn 1984 di sekolah tercinta Bhawikarsu
Ada 3 pilihan, milih ketrampilan Stenografi,
Tata Boga, atau Tata Busana.
Aku milih Stenografi,
biasa ...he3, ....
coz masak ga bisa, njahit apalagi.

Sebenarnya ibuku juga ikut "andil" dalam ketidakbisaanku ini.
Dulu kalau aku mau mbantu masak,
ibu pasti langsung bilang,
"Udah sana, belajar saja,
sekolah di SMA 3 khan banyak tugas".
Kalau njahit, aku pernah iseng
nyoba njalankan mesin jahit tua
di rumah yang masih ku ingat merknya, Butterfly,
dan ya ampun, ....
sang jarum tidak muter ke depan,
tetapi ke belakang ....

Aku ingat, waktu itu giliran masuk sore, pelajaran Stenografi terjadwal Sabtu sore, kelas I-6 disatukan dengan I-7.

Biasanya guru Stenografi, Ibu...
(seperti biasa ...lupa namanya,
kalau ga salah rumah beliau
di jalan sungai-sungai, Kapuas gitu ya)
mengawali pelajaran dengan tata tulis Stenografi, baru kemudian praktek mengetik.

Ga mudah belajar Steno pada awalnya,
karena kalau kita menulis
agak terlalu panjang,
huruf "i" bisa jadi dibaca "a",
dan kalau menuliskannya terlalu "menukik", huruf "a" bisa jadi dibaca "u".
Cuma kalau sudah lancar,
kita bisa nulis cepat,
misalkan ada pejabat berpidato maka
kita dapat menulis kalimat-kalimat
yang diucapkan dengan cepat,
benar, dan lengkap memakai tulisan Steno
(gak mungkin khan kita minta sang pejabat mengulang ucapan pidatonya kalau seandainya kita ketinggalan nyatetnya...
oiya, jaman dulu itu belum ada hape buat merekam pidato ...).

Aku masih ingat, dulu diantara kita-kita yang ikut Stenografi di kelas I-6 dan I-7 itu,
ada teman bernama Didik dari I-7 yang paling pinter dan menguasai (where are you now, brother?).
Jadi dia yang paling sering selesai duluan menerjemahkan paragraf-paragraf ke dalam tulisan Steno.

Yang paling bikin aku seneng,
siapa yang duluan selesai
maka boleh pulang duluan,
dan itu yang sangat ku nantikan.

Ada yang ku ingat juga, dari temen2 itu,
yang paling "heboh" dan "usil"
itu @Nanang Ibnurrosyid
(sorry, bro, I really remember that ... )

Jadi kalau Didik atau aku
berikutnya yang selesai duluan,
dia pasti ribut
mencontoh kerjaanku,
supaya bisa ikut pulang duluan juga...

Pulang duluan di Sabtu sore,
berarti aku bisa mampir ke Gramedia,
baca2. Waktu itu kita boleh baca2
di tempat, bebas.... ,
apalagi penjaganya temen SMP ku.
Dengan cepat ku lahap
novel2 Agatha Christie,.... kesukaanku,

Di saat anak sebayaku mungkin masih
baca Lima Sekawan atau
Pasukan Mau Tahu.

Jelang maghrib,
ku jalan kaki ke rumah,
lewati masjid Jami dan
hotel Pelangi,
juga lewati
warung sate Bang Saleh
yang terkenal itu ...

(Kenangan Smanti, 1984)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar