Jumat, 27 Januari 2023

MARI MENULIS MANIS


 Bismillahirrahmanirrahiim ...

Puji syukur terhantar kepada Dzat Maha Besar tempat kita bersandar. Sholawat salam terhampar kepada Rasulullah pembawa kabar penuh bersinar ...

Tanpa sadar ini malam ke sembilan kita berselancar belajar di webinar semangat terpancar tanpa hingar bingar prestasi terhampar ....

Pertemuan ke-9 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 membahas "Menulis Itu Mudah" dengan moderator Lely Suryani, S.Pd.SD dan narasumber Prof. Dr. Ngainun Naim.

Motivasi dari moderator :

"Berbicara masalah komitmen dan konsisten menulis harus dipegang teguh oleh penulis jika ingin ada perubahan pada dirinya, perubahan ke arah yang positif tentunya,  punya komitmen dan  konsisten dalam menulis ... "

Motivasi di atas disampaikan oleh moderator yang dengannya bisa mendapat ijin dari Omjay untuk menulis biografi dan mengeditkan buku beliau yang hasilnya diapresiasi oleh Perpusnas.

Profil narasumber :

Narasumber kali ini adalah Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. yang telah menghasilkan ratusan jurnal dan 47 buku dengan profil sebagai berikut 

Nama

:

Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I.

Tempat Tanggal Lahir

:

Tulungagung, 19 Juli 1975

Alamat Kantor

:

IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung 66221.

Alamat Rumah

:

Parakan RT 11 RW 04 Trenggalek

Pangkat/Jabatan/Golongan

:

Pembina Tk. 1/Guru Besar/(IV/b)


e-mail

 

naimmas22@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal

 

§  SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun 1988

§  MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991

§  MAN Denanyar Jombang, lulus tahun 1994

§  S-1  STAIN Tulungagung, lulus 1998

§  S-2  Studi Islam Universitas Islam Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.

§  S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2011.


WRITING IS EASY ?, itulah yang dipaparkan oleh Prof. Dr. Ngainun Naim. 

Tidak akan dijelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit hanya ingin mengajak untuk bisa menulis, caranya satu: dengan menulis.

Apa yang mau ditulis? Bisa hal-hal sederhana dengan beberapa paragraf saja, contohnya Kisah tentang Suasana Ramadhan di Alun-Alun Trenggalek.

https://ngainun-naim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html.

Atau kisah pertemuan dengan seorang sahabat yang sebelumnya hanya dikenal lewat WA.

 https://www.spirit-literasi.id/2022/12/dari-wa-ke-dunia-nyata.html.

Intinya salah satu kunci menulis yang mudah

Kunci ke (1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami.

Pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur, mudah menuliskannya karena  menceritakan apa yang dialami, tinggal memilih aspek yang mau diceritakan. Jadi ya apa yang kita alami sehari-hari. Tulis saja. Jangan takut salah atau jelek.Takutlah jika tidak menulis. Jika kunci (1) dijalankan, menulis akan mudah.

Kunci ke (2): Jangan menulis sambil dibaca dan diedit.

Karena hal itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis itu ya nulis, mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Terus saja menulis. Selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu, simpan di komputer, jangan dibaca dulu, mencari suasana psikologis yang berbeda atau istilahnya endapkan dulu. Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca dengan mencermati kalimat demi kalimat, menambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah, memperbaiki jika ada typo, membaca ulang tulisan sekali atau dua kali sebelum mengunggah ke blog, dengan prinsip meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan karena tulisan kita adalah jejak kita.

https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/menjadikan-literasi-sebagai-tradisi.

Ada tulisan berat dan ada yang ringan. Tulisan berat itu untuk kepentingan akademik, tulisan ringan itu untuk kepentingan publik.

Kunci ke (3) Menulis tentang Perjalanan.

Ini jenis tulisan yang mudah dibuat. Kita semua sangat sering melakukan perjalanan, apa-apa yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis/alami, hal itu mudah karena kita menjalaninya, contohnya Kisah Perjalanan ke Kupang sebelum pandemi.

https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-warna-oesapa.html

Kunci ke (4) Menulis secara ngemil, sedikit demi sedikit

Setiap hari kita bisa menulis beberapa jenis tulisan.

Untuk blog atau Kompasiana, misal ditarget 3-5 paragraf.

Untuk artikel jurnal, misal ditarget 1 paragraf.

Ada target minimal yang dicapai setiap hari, dikerjakan di sela-sela kesibukan.

Keempat kunci tu mudah untuk dipraktikkan.

Sesi Tanya Jawab :

P1 Dewi dari Seruyan Kalteng : Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini. Terimakasih

Tambahan pertanyaan , apa ada contoh penulisan jurnal?

J1 Baik. Pertanyaan menarik dari Bu Dewi di Kalteng. Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.

Contoh penulisan jurnal: 

https://www.spirit-literasi.id/2022/08/menulis-penelitian-dan-artikel-jurnal.html.

Ini Google Scholar saya. Silahkan baca sekian puluh eh sekian ratus artikel jurnal saya.

https://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao.

P2 Nama: Evridus Mangung- dari NTT : Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.

J2 Terima kasih. Saya cukup sering membaca puisi beliau. Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.

P3  Imro'atus Sholihah_MTsN 4 Jombang Jatim : Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?        J3 Kapan hari itu ketemu beliau saat saya menguji disertasi Kepala Madrasah beliau. Baik, langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir.

Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah.

Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari.

Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.

P4. Farida Lisanti, Kab. Musi Rawas : Melihat 2 blog yang dikirim, saya melihat dari segi penulisan. EYD dan rapi pada blog yang ke 2, dibanding blog 1. dan perbandingan di kompasiana. Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat? atau suka-suka kita, karena saya lihat tulisan pada blog rapi, pakai rerata tengah, sedangkan pd kompasiana rerata kiri padahal sdh diedit beberapa kali oleh Prof. Terima kasih

J4 Semua tulisan saya usahakan untuk saya edit sebaik mungkin. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, saya tidak tahu. Tahunya saya unggah tulisan, sudah.

P5 Teguh Wiyono Bekasi : Jika menyimak paparan prof. Sepertinya menulis itu memang mudah. Namun sering kali, kita terjebak dengan ego kita.. masa tulisan yang diangkat  cuma kayak gitu..bagaimana menyikapi hal ini prof?

J5 Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?

P6 Toto - Kota Bekasi : Jika nulisnya nyicil, saya sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Adakah cara untuk mengatasinya? Terimakasih..

J6 Tentu ada. Jadi biasakan membuat Template atau semacam ancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: Empat Hal yang Mudah Ditulis. Paragraf satu: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit? 

Paragraf 2: Menulis yang dialami.

Paragraf 3: Menulis Perjalanan, dst

Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana.

Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode Nyicil

P7 Sri Mulyati dr Cirebon : Kalau kita menulis setiap hari secara Ngemil...apakah dgn judul yang berbeda bisa d buat sebuah buku ? mksh 

J7. Waalaikumsalam. Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku, termasuk beberapa buku saya, yang merupakan kumpulan dari menulis setiap hari

P8 Eka Yulia dari Kalteng : Menurut Prof, ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami (seperti kiat dari Prof.) Atau mengangkat tema yang tengah booming?

J8 Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi ndak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita mampu.

P9 Nurkhotijah dari Wonosobo : Bagaimana cara memunculkan ide supaya bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda, intinya punya kesan yg lebih bermakna?

J9 Banyak membaca. Banyak berlatih. Terus menulis. Hanya itu cara yang saya praktikkan. Tidak ada yang instan.

P11 Rahman dari Sumenep Madura : Ditengah kesibukan Prof Naim masih bisa enjoy dan membagi waktunya walau dalam perjalanan masih bisa menghasilkan sebuah karya dan cerita yang bagus. Apakah ada hal yang bisa kami lakukan sebagai penulis pemula agar bisa rilek menulis. Terkadang konsentrasi buyar disaat asik menulis namun tiba-tiba ada gangguan datang tiba-tiba. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. 

J11 Waalaikumsalam. Saya berusaha menikmati semua yang saya kerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, saya hampir yakin ketika banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis. Konsentrasi itu soal latihan. Sebaiknya memang ketika menulis, HP dimatikan. Itu gangguan terbesar. Jadi fokuslah dan teruslah berlatih.

P12 Hilman_Kep. Babel : Saya pemula dalam menulis, tapi koq nafsu banget nulis yang berat berat, dan betul hasilnya gak pernah selesai tuh tulisan....Bagaimana cara menundukkan nafsu tersebut, Prof.

J12 Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya. Selamat mencoba.

P13 Candra dari Jakarta : Apakah metode  menulis mengemil ini efektif prof , terutama bagi kami yg pemula

J13 Metode itu alat. Ngemil itu metode. Efektif atau tidak itu ya tergantung kita yang menerapkan. Kalau untuk saya dan beberapa penulis, cukup efektif.

P15. Nurmiati dari Temanggung : Pada pemaparan materi yang telah disampaikan Prof kita pada awalnya menulis bebas saja, Pertanyaannya saya (1) kapan kita harus mengutip karya orang lain? bagaimana tips mengutip karya orang lain? (2) Bagaimana mensiasati buku rujukan harus yang terbaru, sedangkan buku cetak terbitan lama?

J15  Kalau ini sudah masuk kategori ilmiah populer, seperti beberapa tulisan saya di Kompasiana. KApan harus mengutip? Ya ketika kita memang merujuk ke pikiran orang lain di sebuah buku. Jika itu memang murni pikiran kita ya tidak perlu mengutip. Syaratnya harus betul-betul pikiran kita. (2) Sekarang ini tersedia banyak sumber referensi online.

https://scholar.google.co.id/

https://www.mendeley.com/

https://www.academia.edu/

Di situs itu banyak buku dan artikel yang bisa kita download gratis. Itu mengatasi buku cetak lama

...

P29 Rosjida Ambawani - Ciamis : Menulis hal-hal yang dialami dengan cara ngemil apakah berlaku juga bagi kisah perjalanan atau rekreasi?  Mengingat jika kita menuliskan kisah perjalanan saat bbrp waktu  sudah selesai melakukan perjalanan tsb maka nuansa/greget cerita kita kurang terasa. Bgmn Prof?

J29 (1) Saya sering menulis kisah perjalanan secara ngemil.

https://www.spirit-literasi.id/2022/12/surabaya-sunan-bungkul-dan-jejak-ilmiah.html.

Tulisan ini selesai dalam 4 hari. Bukan tulisan yang panjang, tetapi saya memang menulisnya secara ngemil di sela mengajar, menguji, review riset, dan banyak kegiatan lainnya. Soal menarik atau tidak, greget atau tidak, ya itu memang kembali kepada kemauan kita untuk terus mengasahnya.

Namun ada juga yang selesai dalam sebuah perjalanan, misalnya

https://ngainun-naim.blogspot.com/2019/08/empat-keunikan-shalat-jumat-di-masjid.html.

Tuntas sudah 29 pertanyaan..  dijawab oleh Prof. dengan sejelas - jelasnya..   

Terimakasih Prof..


(  Rosjida Ambawani, dari kota kecil Ciamis, Resume Pertemuan ke-9 Kelas Belajar Menulis Nusantara - KBMN - Gelombang 28, "Menulis itu Mudah" .... malam tanpa bulan, gerimis beranjak pelan, mata berat terpenjam, resume akhirnya tertunaikan ... )


Kamis, 26 Januari 2023

Mari Eliminasi Kebuntuan Berkreasi


 Bismillahirrohmanirrohim.

Puji syukur kepada yang Maha Ghofur  mengucur nikmat syukur bertabur. Sholawat dan salam kepada Sang Baginda elok bertutur berakhlak luhur  ...

Pertemuan ke-7 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 membahas "Mengatasi Writer's Block" dengan moderator Raliyanti, S.Sos, S. Kom, M.Pd. dan narasumber Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.

Malam ini terasa sangat istimewa dengan hadirnya founder grup para penulis dan calon penulis terkemuka yang akan membuka dunia yaitu Dr. Wijaya Kusumah atau akrab disapa Omjay dengan kata-kata renyah pembuka ....

"Tak terasa kita sudah memasuki hari ketujuh. Siapa yang fokus pasti akan lulus.

Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. 

Membaca lah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi 

Banyak membaca akan membuat anda keliling dunia ..."

Moderator kali ini, Raliyanti, S. Sos, S.Kom, M.Pd. adalah seorang penulis yang telah menghasilkan banyak karya dan membuka pertemuan dengan kata berima penuh makna ...

 " Masih terasa euforia pertemuan sebelumnya

Tantangan menulis dari Prof. Eko yang menggoda

Semoga buku bisa terwujud nyata

Tanpa ada Writer's Block yang melanda

Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat wal'afiat, diberikan kemudahan dan dilancarkan urusan kita agar bisa menginspirasi dengan berbagi ilmu yang bermanfaat.

Marilah kita buka kegiatan malam ini dengan sejenak menundukkan kepala, bermunajat... agar ilmu yang didapat malam hari ini bermanfaat dan berkah utk kita semua ... "

Adapun agenda kegiatan malam ini:

1. Pembukaan

2. Paparan Materi

3. Tanya Jawab

4. Penutup

Narasumber kali ini adalah Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., seorang guru muda berprestasi dan sangat menginspirasi, menghasilkan 6 buku solo dan 13 buku karya bersama.

Prestasi/Penghargaan yang pernah diraih :

Peraih Parasamya Susastra Nugraha (100 Guru Penulis Jawa Barat) - 2020

Peraih Parasamya Suratma Nugraha (Penggerak literasi) - 2020

Penghargaan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kab. Subang sebagai donatur buku - 2020

Penghargaan Bupati Subang (2020) diusulkan Disdikbud Kab. Subang, diberikan saat HUT PGRI dan Korpri

Penghargaan Bupati Subang (2021) diusulkan Disarpus Kab. Subang, disampaikan saat HUT Subang ke-73

Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang (2021) untuk guru berprestasi disampaikan saat Hardiknas

Penghargaan Bupati Subang (2022)

Untuk profil lengkapnya ada di 👇

https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1

Akun di Kompasiana dan Blogspot :

Kompasiana Ditta 

https://www.kompasiana.com/ditta13718

Blogspot Ditta

https://dittawidyautami.blogspot.com

Materi malam ini dibuka oleh narasumber dengan kalimat motivasi : Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya, tak bisa instan tentu, diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya.

Kepiawaian narasumber dalam menulis diawali dengan senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD), senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Lalu saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggris juga menulis diary dalam bahasa Inggris dan sampai SMA masih tetap menulis diary  dengan banyak menuangkan luapan emosi remaja yang dinilai seperti novel oleh beberapa teman dekat  beliau.  "Menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik dan menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi ... " . Kebiasaan menulis memberi banyak manfaat ketika beliau kuliah saat membuat buku Petualangan Kimia dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan, alhamdulillah meraih posisi kedua. Dan juga saat menulis proposal berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta di tahun 2009-2010 yang merupakan jumlah sangat besar saat itu.

Di awal masa pandemi, beliau mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7 dan kembali aktif menulis di blog, juga berkesempatan menulis bersama Prof. Eko, menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor. Alhamdulillah. Bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus lalu bertugas lagi di Angkatan 6.

Disadari atau tidak, menulis memiliki banyak manfaat. Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.

Aktivitas menulis itu maknanya luas, ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb.

Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll. Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. 

Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya karena WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan, tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya.

Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak.

Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika.

Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan.

Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan?Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi penyebab WB:

- Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Misal ketika jadi penyebab : ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda, bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.

- Stress

- Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress, pada akhirnya jangankan menulis, seorang penulis bisa merasa jenuh dan suntuk,  sehingga terserang WB

- Terlalu perfeksionis

Solusi Mengatasi Writer's Block :

- Mencoba hal baru dalam menulis

- Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya

- Memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing

- Membaca buku-buku ringan 

- Membaca yang menambah kosa kata sehingga bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata 

- Free writing atau menulis bebas yaitu kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb, tidak terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, tidak khawatir tulisannya tidak dibaca, tidak khawatir dinyinyiri orang, tidak khawatir dikritik ahli,  tidak khawatir tulisannya nggak bagus, dan lain sebagainya.

Yuk, dicoba menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya 😊👍🏻

Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?

So, ayooo semangattt menulisss ... ✍🏻✍🏻✍🏻

Pertanyaan dan jawaban

P1 (dari Nurhasnah) : Ibu aktivitas PP angk 3 dan 6 artinya ibu jd pp 2 kali.benarkah? Bukannya hanya satu kali di bolehkan. keren bgt, Bu. Dan apa tips ibu menulis  dalam bahasa inggris sementara jurusan ibu IPA. Thanks

Jwb : Betul, saya dan teman-teman di Subang ditugaskan dua kali. Hal ini sesuai surat edaran dari Kemdikbud yang intinya bila pernah menyelenggarakan PGP, maka PP diambil dari angkatan sebelumnya, jika kurang akan ditambah dg PP baru dg seleksi reguler. Terkait bahasa Inggris, saat SMP saya dan 3 sahabat lain ikut les privat Bun tapi gurunya berbeda dg guru B. Inggris yang meminta saya menulis diary berbahasa Inggris. Saya selalu ingat yg disampaikan oleh guru saya, bahwa belajar bahasa Inggris itu, tak bisa hanya bicara, perlu dilatih pula kemampuan mendengar dan menulis dalam bahasa Inggris.Yah, sebagaimana Tes TOEFL dan semacamnya. Kan tidak hanya kemampuan reading saja yang dites. Tips nya sederhana, just do it. Orang Inggris asli pun tidak selalu terpaku pada grammar. Nah kita menulis di chat pun kan tidak melulu menggunakan SPOK toh? 😁 Mereka pun sama. Yang penting, kita ngomong/nulis mereka paham, dan mereka ngomong/nulis dan kita paham. That's it. Ini kata master bahasa Inggris saya. So, PD saja Bun 😉 Kalau masih khawatir 'kan skg hidup sudah semakin mudah, bisa dibantu dicek oleh teman atau oleh Mbah Google.

P2  Mugiarni dari Kabupaten Tangerang :

1. Bagaimana cara memulai untuk memperkenalkan budaya digital pada anak SD.

2. Mengingat sekolah tempat saya mengajar bukan kategori lingkungan yang baik. Orang tua murid cenderung mengatur guru, sementara dg kondisi mereka yang berpengetahuan level bawah ?

Jawab :   

 https://www.kompasiana.com/amp/ditta13718/62f536faa51c6f7f06629172/literasi-digital-kemkominfo-bagian-1-literasi-dan-budaya-digital

Untuk menjawab pertanyaan pertama, artikel yang pernah saya buat mungkin bisa sedikit menambah wawasan kita terkait Budaya Digital. Tulisan tersebut saya buat setelah mengikuti mengikuti Literasi Digital Sektor Pemerintahan Daerah Jawa Barat Tahun 2022 (BPSDM) Batch 5 Bertema Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Pemberdayaan Kapasitas Teknologi Digital Kementerian Kominfo.

Selanjutnya bisa juga membaca Bagian Kedua tentang Etika Digital:

https://www.kompasiana.com/ditta13718/62f53edba51c6f0496200b63/literasi-digital-kemkominfo-bagian-2-etika-digital

Untuk yang nomor dua, saya jadi teringat dengan pengalaman salah satu Guru Penggerak di Angkatan 3. Beliau juga kurang lebih mengalami hal yang sama. Salah satu kuncinya ada di komunikasi. GP saya menemui tokoh dari kelompok yang anti terhadap sekolah. Tidak sekedar tatap muka di sekolah, GP saya bahkan datang langsung ke rumah beliau. Alhamdulillah hasilnya positif, malah tokoh tersebut jadi curhat terkait hal-hal yang membuatnya anti pada sekolah. Mungkin bisa dicoba juga Bun.

Sampaikan dengan niat yang baik dan tulus dari hati. Karena apa yang disampaikan dari hati, akan sampai ke hati pula 😊 Semoga bisa membantu (kalau nanti mau wapri juga boleh) 🙏🏻

P3 Indah - Banjarnegara : Bagaimana cara mengatasi WB saat kita mengikuti 3 pelatihan sekaligus,, seperti yang saya alami saat ini, saya mengikuti pelatihan KBMN 28, tapi juga minat dengan tantangan Prof. Ekoji, dan juga program dari pak Dail...semuanya hanya membutuhkan waktu singkat, kadang kalo digunakan untuk membaca-baca seperti ada waktu yang hilang, mohon pencerahannya agar semuanya dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan

Jawab : Setengah dari pertanyaan adalah jawaban. Saya yakin sebetulnya Bu Indah sudah tau jawaban cara mengatasi WB yang berkaitan dengan waktu. 😊 Kalau saya di posisi Ibu, saya akan membuat skala prioritas dan jadwal menulis. Insya Allah ketiga-tiganya akan bisa dijalani dengan baik asal kita istiqomah dengan jadwal yang telah kita tetapkan. Cari dan kenali waktu emas Bu Indah dalam menulis (karena tiap orang bisa berbeda). Apakah Bu Indah senang menulis di kala subuh? Sebelum tidur? Saat jeda istirahat? Menulislah di waktu terbaik tersebut 😊

P4 Wahyuning dari Jakarta Pusat : Kalimat akhir yang menusuk di dada, tulisan buruh lebih baik dari pada tulisan yang tidak selesai. Nyesek dadaku Ibu guru hehe.....tapi boleh donk berikan tips dan trik dari Bu Dita yang cantik ini untuk saya agar bisa menyelesaikan satu persatu karya yang masih menjadi draft di laptop? terima kasih

Jawab : Tenang tenang, saya juga pernah kok membuat tulisan tulisan buruk. Tapi toh itu tetap berkesan ketika dibaca ulang 😁Tips dari saya, coba buka kembali kemudian kelompokkan, siapa tau bisa jadi buku 👍🏻Buku solo pertama saya berjudul Lelaki di Ladang Tebu juga asalnya kumpulan draft cerpen di laptop. Kuatkan tekad, olah kembali. Kalau bisa sambil membuat daftar isi. Mulai dari akhir (bayangkan bukunya sudah jadi, bukan sekedar draft lagi). Dan tentu saja: mulai menulis. Mari kita ingat bersama bahwa menulis adalah kata kerja artinya harus dilakukan baru ia akan bermakna.

P5  R. Agung PS_ Jakarta : Saya sudah merasakan writer's block ketika tulisan saya sedikit yang membaca, muncul di sana keengganan untuk menulis lagi. Apakah yang harus saya lakukan ? Menulis dengan topik aktual tetapi kurang dikuasai, atau terus menulis tanpa menghiraukan jumlah pembaca?

Jawab : Pa Agung, saya juga pernah merasa di posisi Pa Agung. Sedih memang ketika sudah menulis dengan kesungguhan hati namun masih sedikit yang membaca. Tapi, kalau boleh saya tanyakan ... apa sebetulnya niat Pa Agung dalam menulis? Seingat saya Prof Eko juga menyarankan agar kita menulis sesuai dengan minat kita atau yang kita kuasai. Namun, jika niat P Agung memang menulis agar bisa dibaca banyak orang, banyak cara yang bisa ditempuh.Tetap konsisten menulis dan berbagi tulisan, atau ikut kelas menulis khusus untuk freelance seperti ghost writer, content writer, dll. Berbeda jika ternyata P Agung memiliki niat lain. Misal, untuk berbagi pengalaman. Maka, jangan jadikan jumlah pembaca sebagai patokan. Karena setiap penulis akan menemukan takdir pada para pembacanya. Yakin, bahwa setiap tulisan yang kita buat akan tetap bermanfaat walau hanya untuk satu orang. Bukankah, satu tulisan yang bermanfaat atau menginspirasi bagi satu orang, akan lebih baik daripada tulisan yang dibaca banyak orang tapi mudah dilupakan? Saya yakin, jika P Agung tetap menulis, kelak tulisan P Agung akan dibaca oleh banyak orang, sebanyak yang Pak Agung mau, insya Allah 😊Semangat, Pak 

P6 Rahman Sumenep : Bagaimana cara kita menghilangkan keragu-raguan saat menulis karena ide mandek di tengah jalan. Terima kasih🙏🏻

Jawab :Yuk, menulis dengan teknik free writing alias menulis bebas.Saat mandek, coba tulis saja , "Sekarang ini saya sedang buntu menulis. Entah mengapa tiba-tiba mandek. Seperti sedang berlari sprint lantas menabrak tembok .... dst." Atau bisa juga, "Jujur, saat ini aku ragu, ragu jika tulisanku ini seindah pelangi seharum mawar, atau sebaik intan yang akan dipandang banyak orang. Banyak ketakutan yang muncul dalam benakku ... dst". Nah kan meski mandek, dengan teknik free writing insya Allah kabur virus WB (biarkan tangan menulis dan ide muncul belakangan, tak perlu bingung benar salah yang penting nulis).

P7 Maria Ulfa dari Lombok :

1. Apa kita jg bisa meraih mimpi seperti Ibu Ditta yang hebat, walau kami tidak se-getol Bu Ditta?

2. Apa yang paling penting dipersiapkan utk menjadi seorang penulis. Terima kasih

Jawab :  1. Pasti bisa dooong 😎 yakin.     2. Mental seorang penulis.

Jika berkenan, silakan simak video yang saya buat tentang mental seorang penulis ya Bun :

https://youtu.be/UkRDLmA4dUY

P8 Umatun Nur Islamiyati peserta KBMN 28 dari Kemenag kab Magelang Jateng, saya penulis awam dan masih awal, semangat menulis karena kagum kpd Bunda Lilis Sutikno.

Pertanyaan: Bagaimana trik trik biar bisa menulis yang bermutu. Saya mulai menulis sudah setua ini umur saya yaitu 50 tahun  lebih tapi saya semangat

Jawab : Kisah Bunda Lilis dan Bunda Kanjeng cocok jadi inspirasi nih untuk kasus Bunda. Untuk tipsnya "practice makes perfect" dan perbanyak membaca terkait dengan apa yang akan kita tulis. 

Misal jika Bunda senang menulis puisi, maka mari membaca karya karya sastrawan terkemuka.

Bila senang cerpen, mari perbanyak baca cerpen yang berhasil dimuat di media massa atau karya cerpenis populer.

Membacanya harus seperti kacang goreng. Dinikmati, diresapi kata-katanya, kenali diksi yang digunakan, dsb. Bukankah makan kacang goreng lebih nikmat bila perlahan, bukan sekaligus 😁

Lain halnya jika ingin menulis karya ilmiah, ya mesti mau membaca jurnal. 

Saya pernah baca tulisan Prof. Ngainun, jika ingin menulis jurnal, setidaknya kita harus membaca beberapa volume dari jurnal yang kita targetkan. Pokoknya tetap semangat ya Bun. Usia bukan halangan bagi seseorang untuk bisa menjadi penulis andal 🥰

P9 Wigung dari Gunung Kidul Yogyakarta : Apakah WB termasuk penyakit ,Bu?

Jawab : Ehehe itu istilah saya saja 😁 karena berdasarkan pengalaman bisa datang berulang kali. Misal yg saya alami, saya pernah terkena WB karena lelah fisik. Di waktu lain, saya terkena WB karena terlalu perfeksionis. Saya katakan "penyakit" karena memang jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal. Tak produktif lagi.

P10 Etik Nurinto, S.Pd.SD. dari Pemalang : Apa yang menurut Bu Ditta paling sulit saat menulis dan bagaimana mengatasinya ?🙏🏻

Jawab : Hmm, pertanyaan sulit. Yang paling sulit saat menulis menurut saya adalah percaya dengan tulisan sendiri. Terkadang kita baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik. Kita terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada manusia yang sempurna. Buku buku best seller pun ada edisi revisinya, kan? Cara mengatasinya dengan mengingat niat awal kita menulis, mengingat kembali masa masa di mana kita menikmati proses menulis itu sendiri dan tak lupa berdoa

Seperti malam ini, sebelum menulis di grup ini, saya juga meminta doa pada kedua orang tua saya 😊

Alhamdulillah sampailah kita di penghujung waktu kegiatan malam ini.

 The closing statement :

"It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero."

Mari, tuangkan dan sampaikan ide ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih bermakna.

"Rahasia untuk maju adalah memulai. Rahasia untuk memulai adalah memecah tugas-tugas rumit  yang luar biasa menjadi tugas-tugas kecil yang dapat dikelola, dan kemudian memulai dari yang pertama."

Alhamdulillahirobbil'alamiin ...

(  Rosjida Ambawani, Resume Pertemuan ke-7 Kelas Belajar Menulis Nusantara - KBMN - Gelombang 28, "Mari Eliminasi Kebuntuan Berkreasi" ... hari terus berganti bertanya diri apakah semua ilmu yang menginspirasi akankah tinggal catatan sepi ataukah akan ditindaklanjuti gapai prestasi ... )



Sabtu, 21 Januari 2023

Mari Terima Tantangan Menulis Buku Dua Pekan


 Bismillahirrahmanirrahim ...

Puji syukur kepada Ilahi Robbi Dzat sejati tempat bergantung hidup ini. Sholawat dan salam kepada kekasih junjungan sang tauladan penerang kehidupan ...

Malam ini hujan gemericik hati tetap asyik membidik ilmu baik dalam hening bilik tak berisik ...

Pertemuan ke-6 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 membahas "Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu" dengan moderator penulis terkenal yaitu Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. dan narasumber Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. 

Akrab disapa Prof. Ekoji, lahir 24 Januari 1969, seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika asal Indonesia yang kini menjabat Rektor Universitas Pradita, narasumber yang aktif di berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri, kini tercatat sebagai salah satu anggota Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia dan menjadi Ketua Smart Learning and Character Center (PSLCC) PGRI yang berperan melakukan pengembangan profesi guru dan pendidikan karakter berbasis teknologi dan informasi.

Beliau menempuh pendidikan sarjana hingga menerima gelar insinyur dengan predikat cumlaude dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Indonesia dan Master of Applied Computer Science dari Harvard University (Amerika Serikat), menempuh studi di Maastricht School of Management (Belanda), Leicester University (Inggris), STIKOM London School of Public Relations (Indonesia), dan menerima gelar Master of Information Technology di Swiss-German University (Indonesia). Gelar Doctor of Bussiness Administration diperoleh dari the University of the City of Manila (Filipina) dan The University of Information Technology and Management (Polandia). Ia dikukuhkan sebagai guru besar bidang Komputer di Perbanas Institute, Pada tahun 2021, menyelesaikan studi Doktor Teknologi Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit )

Beliau sharing pengalaman menjadi penulis dari buku mayor atau karya tulis yang diterbitkan oleh penerbit nasional yaitu telah menulis kurang lebih 121 buku mayor semenjak selesai kuliah dan sudah menulis kurang lebih 623 artikel dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Beliau senang menulis semenjak Sekolah Dasar dan tulisan pertama  diterbitkan majalah ketika saat duduk di bangku SMP. Alasan beliau senang menulis adalah karena ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain, lama-lama jadi ketagihan menulis. Beliau merasa bahwa semakin banyak membaca buku dan menonton televisi (dulu belum ada internet), semakin tinggi keinginan untuk menulis. 

Buku mayor pertama beliau terbit di tahun 2000, dua tahun setelah krisis dan reformasi. Sepuluh buku pertama isinya bunga rampai, setiap buku terdiri dari 50 artikel, dan setiap artikel berisi ringkasan satu topik yang sedang menjadi trend pada saat itu. Beliau sendiri tidak menduga ketika begitu banyak orang yeng membelinya, sampai akhirnya jadi ketagihan menulis.

Hal lain yang membuat motivasi menulis beliau lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor hp, mengucapkan terima kasih atas buku yang beliau buat. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati dan beliau merasa hidup berguna untuk orang lain. Begitulah beliau menganggap penting menulis nomor handphone di setiap buku yang ditulis.

Tanggal 16 Maret 2020 saat semua guru dan siswa harus belajar dari rumah, beliau memutuskan untuk menjadi youtuber, setiap hari membuat satu youtube yang isinya hal-hal berkaitan dengan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang waktu itu sedang menjadi pembicaraan nasional. Beliau membuat youtube dengan judul aneh-aneh, seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse, IOT, big data, dan lain sebagainya.

Ketika blogger nasional Dr. Wijaya Kusumah atau yang akrab disapa Oom Jay mengajak untuk mengajarkan guru-guru menulis, beliau tergerak untuk bereksperimen dengan cara meminta setiap guru untuk membuka youtube EKOJI CHANNEL kemudian setiap guru diminta untuk menuliskan apapun yang beliau omongkan di youtube tersebut sambil beliau memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten. Alhasil, dari 30 guru yang berniat bergabung, 19 buku diterbitkan dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ dan hingga saat inik kalau tak salahk sudah lebih dari 60 buku guru-guru hebat yang berhasil diterbitkan oleh Penerbit Andi Offset Yogyakarta.

Prof. Eko Indrajit akan memberi sebuah tema, kemudian dengan bimbingan beliau dan bu Aam Nurhasanah para peserta akan mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku dimulai dari tanggal 25 Januari 2023 dengan waktu hanya 2 minggu. Peserta yang menerima tantangan dan berhasil membuat buku akan dicantumkan sebagai penulis pertama dan Profesor Eko Indrajit menjadi penulis kedua, royalti diberikan kepada penulis pertama alias peserta ...

Kiat-kiat dari Prof. Eko Indrajit dalam tantangannya untuk menulis buku mayor selama 2 minggu :

- Yang penting berniat serius untuk menulis,  dengan target untuk angkatan KBMN 28 ini adalah buku-buku sudah masuk ke penerbit untuk dikurasi sebelum Idul Fitri

- Kalau ingin menuliskan buku yang diterbitkaan mayor harus mengikuti kebutuhan pasar

- Kita menulis bukan untuk diri sendiri, tapi untuk orang lain

- Judul buku yang dipilih harus menyesuaikan dengan kriteria penerbit mayor.

   Contoh judul yang direkomendasikan untuk penulis guru yang banyak dibutuhkan sekolah-sekolah jaman sekarang  : Classroom Design and Management, Community Based Learning, Computer-Based Assessment, Competency-Based Learning, Computer-Adaptive Assessment, The 21st Century Learning Skills

- Tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu, mulai dari satu hal yang sederhana. 

- Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya.

- Cara agar bisa tampil pede dalam menulis itu gampang dengan mendaftar sekarang ke bu Aam dan mengikuti arahan beliau maka nanti pede akan muncul dengan sendirinya, apalagi tercantum di buku sebagai penulis utama/pertama.

- Berjalan bersama, bukan sekedar berdiskusi. 

- Eksekusi dulu, baru berdiskusi jika ada hambatan. .

- Carilah judul yang anti mainstream, kalau judul biasa-biasa saja biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya.

- Tidak ada aturan mengenai berapa jumlah ideal referensi yang kita gunakan dalam menulis buku. Referensi adalah bentuk penghormatan kita terhadap karya orang lain yang butir-butir kontennya kita pakai dalam buku kita, semakin banyak referensi yang kita gunakan berarti semakin banyak kita pakai pemikiran orang lain.

_ Tulisan berkualitas dan dipercaya penerbit mayor syaratnya isi atau konten menarik dan disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

- Cara mencari judul dan tema yang menarik bagi penerbit mayor, cek link berikut

https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY

Jadi  pada pertemuan ke-628  KBMN ini, Prof. Eko Indrajit  mengajak atau lebih tepatnya membuat tantangan kepada guru-guru yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor untuk mendaftarkan diri.

Ini adalah sebuah tantangan, tantangan besar bagi penulis pemula seperti saya. Maju mundur maju mundur, ragu, khawatir, ga pede, ikut ga ikut ga .... Menulis resume saja harus mencari kata-kata yang pas, belum lancar ....😟

Tapi pada akhirnya keberanian terlecut, mencoba diri siap bergelut maju melawan takut karena tertuntut menuju harapan terpaut ....

(  Rosjida Ambawani, Resume Pertemuan ke-6 Kelas Belajar Menulis Nusantara - KBMN - Gelombang 28, dengan semangat terlecut raih asa terajut mimpi menjemput ... )

















































Kamis, 19 Januari 2023

BLOG EDUKASI UNTUK PRESTASI


Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur tercurah kepada Dzat yang Maha Pemurah tempat kita berkeluh kesah menghapus resah. Sholawat dan salam kepada junjungan Sang Penyampai Kebenaran penuh tauladan, menjadikan kehidupan sungguh terasa tentram meniti jaman penuh keberkahan.

Ini adalah malam kelima kita bertemu, menimba ilmu tak pernah jemu, mengukir pikir menyisir butir meski kadang kocar-kacir terjungkir biarlah mengalir seperti air ... Mari kita menjalin tangan saling menguatkan melanjutkan perjalanan ...

Pertemuan ke-5 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Gelombang 28 mengambil judul "Blog sebagai Media Pembelajaran" dengan moderator Purbaniasita KS, S.Pd. yang akrab disapa mbak Sita dan narasumber Bapak Dail Ma'ruf, M.Pd., sosok guru pembelajar, motivator, penulis buku dan artikel, mengawali sebagai penulis blogger dari nol, istikomah, ulet, tak kenal lelah, yang telah mampu menghasilkan 50 buku dalam waktu singkat, berani keluar dari zona nyaman dari seorang guru menjadi Ketua Yayasan Semesta Alam Madani (Yasalam0 kota Serang  yang membangun sekolah rintisan di lahan seluas 8.000 m2 dengan progress membanggakan ...

Munculnya Istilah Blog Pertama Kali
Istilah  “blog” berasal dari kata weblog yang diperkenalkan pertama kali pada 1998 oleh Jorn Barger. 
Barger memberi nama weblog untuk mengkhususkan istilah website yang bersifat pribadi dan sering diperbarui dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, blog adalah website yang bersifat personal, yang memuat opini personal dan hal-hal lain untuk mengaktualisasikan diri dan mengabarkannya kepada komunitas global.

Jenis-Jenis Blog 
1. Blog pendidikan, biasanya ditulis oleh pelajar atau guru. 
2. Blog sastra, lebih dikenal sebagai litblog (literary blog), berisi masalah yang berkaitan dengan dunia sastra. 
3. Blog pribadi disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan, dan perbincangan teman. 
4. Blog bertopik, yaitu blog yang membahas sesuatu masalah/topik tertentu, dan fokus pada bahasan tertentu. 
5. Blog kesehatan, lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-keterangan tentang kesehatan. 
6. Blog politik berisi tentang berita politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (seperti kampanye)
7. Blog perjalanan, fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan. 
8. Blog riset, berisi persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.
9. Blog hukum, berisi persoalan tentang hukum atau urusan hukum
10. Blog media atau blog berita, memberitakan apa-apa yang diliput wartawan suatu media
11. Blog agama, membahas masalah yang berkaitan dengan agama, berisi masalah agama dan solusi dari penulis atau tokoh agama, bisa juga berupa rubrik tanya jawab
12. Blog bisnis, digunakan untuk kegiatan promosi bisnis atau pun hal-hal yang berkaitan dengan bisnis. 

Manfaat Blog bagi Pendidikan
1. Blog sebagai rumah belajar dan berbagi guru
 - kreativitas dan kegemaran guru dapat disalurkan melalui blog, seperti kreativitas dalam menulis, maupun karya-karya lainnya. 
2. Blog dapat meringankan tugas dan beban guru dalam mengajar,  
- materi pelajaran, tugas siswa, informasi nilai siswa, dan lain-lain dapat lewat blog
3. Blog dapat meningkatkan minat belajar para siswa 
- Dengan blog, seorang guru dapat memposting suatu permasalahan atau materi pelajaran yang disusun dalam suatu bahasa yang formal tetapi lebih santai, kemudian para siswa bisa blogwalking mengunjungi blog tersebut dan kegiatan belajar mengajar pun bisa menjadi lebih menyenangkan. (Transformatika, Volume 12 , Nomer 1, Maret 2016 ISSN 0854-8412 125)
4. Blog dapat diakses oleh siapa pun di belahan dunia. 
- Dengan blog, guru bisa berbagi materi pelajaran tidak hanya untuk siswanya, tetapi juga setiap orang orang yang membutuhkan pemikirannya di mana pun mereka berada dengan mudah dan murah. 
5. Blog dapat menjadi media silaturahim. Blog dapat dijadikan sebagai sarana untuk bertemu secara tidak langsung dan dapat menjalin komunikasi satu sama lain karena blog dapat diakses oleh siapa pun di seluruh dunia

Contoh nyata manfaat blog :
- Nilai murid meningkat karena media blog (Skripsi Sartono Guru SMA Negeri 2 Magelang )
- Prestasi murid mengalami peningkatan signifikan dengan media blog kolaboratif, meningkat kemampuan menulis dan literasinya (Dr. Wijaya Kusumah, blogger KBMN)
- Menjadi media untuk mengirimkan tugas-tugas ke siswa dan siswa dapat menjawab di blog mereka dan mengirimkan linknya ke group, serta siswa dapat saling berkunjung antar blog (Ibu Nani).

Contoh Blog sebagai Media Pembelajaran :
https://dailalser.blogspot.com/2021/09/perkembangbikan-generatif-pada-tumbuhan.html
https://dailalser.blogspot.com/2021/09/mari-belajar-soal-up-ppg-b-ind0-ipa-ips.html
https://dailalser.blogspot.com/2021/09/blog-sebgai-sarana-pembelajaran.html

Contoh Buku-Buku yang Terbit karena Nulis di Blog :
( Saya = Dail Ma'ruf, S.Pd.)


Penyampaian materi dilanjutkan dengan tanya jawab.
Antusiasme peserta sungguh tinggi sehingga terdapat 50 pertanyaan !

Banyak harapan yang disampaikan ke peserta gelombang 28 Kelas Belajar Menulis Nusantara. Fantastis jumlahnya, tinggi semangatnya, balapan setor resumenya ..... bagaikan balap mobil formula F1 disebutnya ... walau ada yang berusaha mensejajarkan langkah pemula dengan para jawara, itulah sekelumit fenomena ..... dan jangan ada yang tertinggal jauh menjadi luruh rubuh dan jatuh  .... tapi semangat diri mengisi blog dengan edukasi untuk prestasi ...

(  Rosjida Ambawani, Resume Pertemuan ke-5 Kelas Belajar Menulis Nusantara - KBMN - Gelombang 28, malam sepi ...  sendiri menetapi  ...  mimpi tak bertepi ... )






























Selasa, 17 Januari 2023

Jadilah Buku dari Karya Ilmiahku


 Bismillah, hamdalah syukurillah, shollallohu alaih ... 

Malam ini kita kembali meniti larik-larik motivasi melejitkan potensi. Ini adalah pertemuan keempat kita menjejakkan kaki memantaskan diri menjadi penulis sejati. Semangat diri terus dipacu terus maju tak kenal ragu. Engkaukah itu satria yang maju tak gentar ataukah pecundang yang lemah terkapar. Kesuksesan tinggi dimulai dari langkah kecil namun pasti terus maju pantang berhenti ...

Pertemuan ke-4 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Gelombang 28 mengambil judul "Menulis Buku dari Karya Ilmiah" dengan moderator Nur Dwi Yanti, S.Pd. yang akrab disapa NDY dan narasumber Bapak Eko Daryono, S.Kom., sosok guru TIK bersahaja yang lahir di Karanganyar, provinsi Jawa Tengah pada tanggal 20 Desember 1975  dengan beragam keahlian :  pengajar, penulis, editor, narasumber, motivator literasi, mentoring dalam penulisan buku maupun jurnal dengan prestasi yang luar biasa, antara lain  Juara I Lomba Penulisan Karya Ilmiah Tingkat Kabupaten (2008)  dan Juara II Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten (2009), telah menghasilkan 14 buku kesejarahan, 2 buku traveling, dan 10 buku budaya lokal, wow 👍👍👍

Moderator membuka dengan doa dan memberi semangat ,"Ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya."

Menulis membutuhkan niat, ide, komitmen dan konsisten, motivasi, alat, timing (pemilihan waktu), kerja keras, dan tak lupa keilmuan. Agar konsisten maka menulis harus memiliki tujuan. 

Menerbitkan Buku dari Karya Tulis Ilmiah perlu langkah-langkah penting sebagai berikut :

1. Memahami apa yang dimaksud dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI) 

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 ialah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

2. Memahami apa saja yang termasuk KTI

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku. 

KTI Nonbuku antara lain KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar (tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi), KTI hasil penelitian (PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal), KTI berupa ulasan atau resensi. 

KTI Buku ialah KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal, KTI berupa ulasan atau resensi.

Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku, lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.

3. Memahami struktur penulisan KTI


4. Memahami perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku

Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI.

Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab.

Secara bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis.

5. Memahami cara mengkonversi KTI menjadi buku

a. Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).

Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

Contoh :


b. Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas. Saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku, tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.

c. Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya Pendahuluan boleh tetap dipertahankan judulnya dengan Pendahuluan , boleh Pembuka atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku.

Contoh : Pada konversi pendahuluan PTK "Fenomena Pembelajaran TIK" yang berisi fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang

d. Modifikasi Bab II

Contohnya isi bab II dari PTK narasumber

diubah sbb :

e. Modifikasi Bab III

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya

Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan

Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya

Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.

f. Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV

Pada buku, di bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut nama, foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

g. Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul Penutup. Judul tersebut dapat dipertahankan, hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

h. Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrumen penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

6. Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam saat mengkonversi KTI menjadi buku

a. Pertama, keaslian (originalitas) laporan hasil penelitian, tindakan plagiat tidak dibenarkan ter

b. Kedua, menghindari kompilasi yang terlalu banyak. 

Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan.

c. Ketiga, memilah dan memilih data yang dipublikasikan, data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis

d. Keempat, modifikasi bahasa buku

Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis

e. Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

f. Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

g. Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

Pertemuan ditutup dengan tanya jawab dengan resume sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengubah gaya penulisan kutipan/ pendapat dari para pakar, agar tidak sekedar copas saja?.. contohnya?

Sumber Asli : Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:

“Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau

tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh

perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

Modifikasi

“Karya tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)

2. Best Practice  bisa di jadikan buku

3. Cara mebuat buku dari hasil penelitian yang filenya sudah hilang jika ada naskahnya bisa discan kemudian dikonvert ke doc.  Merubah dari hasil laporan karya ilmiah.  menjadi suatu artikel yang menarik dengan meringkas isi LKI-nya kemudian modifikasi judul yang menarik

4. Cara agar buku modifikasi sesuai kaidah penulisan dengan cara memahami kaidah penulisan buku termasuk didalamnya struktur dan kebahasaan buku.

5. Contoh konkrit dari kalimat, "Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian" :

misal modifikasi PTK di bab VI : Pembelajaran TIK dengan penerapan strategi Tim Quiz mampu menciptakan iklim belajar yang aktif, interaktif, kolaboratif serta dapat membangkitkan semangat belajar…… *Strategi Tim Quiz yang diterapkan dapat berhasil jika ada dukungan* ……. *Sebaliknya jika dukungan tersebut kurang optimal maka capaian yang diharapkan dari Strategi Tim Quiz* …..

Dua kalimat terakhir merupakan implikasi sekaligus rekomendasi di bagian penutupnya

6. a. Apakah dalam modifikasi ke buku, berarti tdk boleh lagi ada subbab? Boleh, hanya diupayakan tanpa penomoran agar tidak terkesan kaku. 

b. Apakah pemahaman tentang modifikasi bab. IV dalam Laporan penelitian dapat disamakan atau menjadi jawaban permasalahan? Bisa 

c. Modifikasi lampiran, berarti berupa data (hasil analisis),/deskripsi data? Instrumen yang mendukung isi

d. Maksudnya wajib mencantumkan semua pustaka yg dipakai sebagai rujukan itu, tdk hrs yg ditampakkan di uraian sprt halnya lap. penelitian/tulisan ilmiah? Melainkan yg dirujuk penulis dalam uraiannya?  (mendasari/menguatkan) pendapatnya? Semua kutipan yang diambil dalam isi buku wajib dicantumkan daftar pustakanya. Jika khasanah kekayaan pustaka kurang mendukung maka dapat ditambah tidak harus sama dengan laporan KTI aslinya

7. Anak saya yg no 2 lomba Karya ilmiah internasional di Hongkong meraih medali emas  dan anak saya yang no 4 lomba tingkat nasional juara harapan 1. Apabila hasil karya ilmiah anak sy sy jdkn buku apakah diperbolehkan? Boleh banget, wah luar biasa putranya...

8. Bagaimana dengan proposal P5, bisakah menjadi sebuah buku? Bagaimana tahapannya agar menjadi buku yang menarik? Jika ingin membuat buku penerapan tema P5 didukung dengan aktivitas dan dokumentasi akan sangat menarik.

9. Apakah buku yang berasal dari laporan tidak termasuk KTI? Termasuk Bu, sesuai dengan kaidah buku 4 PKG. Tadi di atas dua klasifikasi KTI

10. Apakah ada buku khusus dijual bebas yang menjelaskan tentang bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku? Bisa pesan ke Tim Solid Omjay 


11. Pada pembuatan buku, lampiran KTI diubah menjadi instrumen penelitian dan data2 matang, bukan data mentah. Bisa diberikan contoh spt apa data matang dan data mentah ini? Data mentah, misalnya data nilai keseluruhan siswa. Data matang : siswa yang mendapat KKM dan di bawah KKM kemudian disajikan dengan grafik

12. a. Judul tesis saya, "Manajemen Pendidikan Karakter Santri",  kira-kira apa judul yang menarik kalau ingin dijadikan judul buku? Judul tersebut sudah menarik Bu, singkat dan menggugah minat untuk membaca. Setelah judul, modifikasi babnya Bu.

b. Bagaimana cara awal kita menulis buku dari skripsi atau tesis kita? Data mentah, misalnya data nilai keseluruhan siswa. Data matang : siswa yang mendapat KKM dan di bawah KKM kemudian disajikan dengan grafik.

13. Apakah kita bisa membuat buku yang menceritakan tentang KTI tersebut. Jadi dalam buku tersebut dari awal hingga akhir seperti sharing pengalaman. Contoh dari best practice ke buku? best practice sangat bisa jadi buku.

14. Bolehkah KTI orang lain , kita yang jadikan buku ? Boleh tetapi nama penulisnya yang punya KTI bukan kita

15. Dalam paparan narasumber tentang modifikasi bahasa buku disebutkan bahwa harus menghindari pemakaian penanda transisi seperti kata menurut hal itu,  sesuai dengan pendapat,  lebih lanjut si A menyatakan, berdasarkan hal tersebut, dll. Padahal dalam pengambilan kutipan harus menyebutkan itu dari narasumber, menurut .... sesuai dengan pendapat ...

Jadi bagaimana cara/teknis untuk menunjukkan bahwa tulisan itu adalah berdasar pendapat ahli.

Sumber kutipan ditaruh di bagian akhir , seperti model Harvard.

16. Laporan PTK dapatkah di ubah menjadi buku? Apakah sama prosedurnya?

Sangat bisa bu, prosedur sama.

17. a. Mohon dapat menjelaskan pada bagian: 1. hindari pengambilan kutipan yg berantai?  sedangkan pendapat tersebut sudah tertera di Tesis kita,  kok harus dihindari ?  Maksudnya kutipan berantai Si A seperti dikutip si B menyatakan bahwa...... Intinya ambil sumber pertama. Kutipan dalam buku tidak harus sama persis dengan kutipan di tesis, bisa berkurang bisa bertambah.

b. Mohon penjelasannya kaidah penyusunan buku ber ISBN ? Kalau ada panduan bolehkah kami dibagi.  Buku ber-ISBN biasanya minimal 60 halaman.

18. Ketika KTI sudah menjadi buku, apakah temuan- temuan yang didapatkan masih bisa dijadikan referral atau referensi? Sangat bisa

Di ujung pertemuan, bapak Eko Daryono S.Kom memberikan pesan, 

"Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang bermanfaat menjadi ladang amal kita."

 “Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu

"Kejujuran adalah hal yang utama"


Malam telah larut, bola mataku menciut, tubuhku pegal tapi pikiran tak kusut, satu ilmu telah terajut, hati puas mimpi menjemput ....

( Rosjida Ambawani, Resume pertemuan ke-4 Kelas Belajar Menulis Nusantara - KBMN - Gelombang 28, tengah malam di ujung kota kecil temaram ...)





Senin, 16 Januari 2023

Genggam Motivasi Raih Mimpi

Bismillah.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, Pemilik alam semesta ini, pada-Nya kita berserah diri, hidup dan juga mati. Sholawat serta salam tercurah kepada kekasih sejati tauladan hakiki.

Jika gajah mati meninggalkan gading, maka apakah yang ditinggalkan oleh manusia saat nafas tak lagi bersanding? Kebaikan, amal perbuatan, amal jariah, ataukah karya keabadian .....

Membuat karya bukanlah hal semudah membalikkan telapak tangan tetapi juga bukan mustahil tak teraih jangkauan.

Narasumber Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd, guru penulis dengan berbagai prestasi, meraih banyak apresiasi di berbagai ajang prestasi tersebut memulai karir sebagai blogger penulis pemula, melangkah menjadi moderator, narasumber, kurator, sekarang menjadi editor dari naskah peserta kelas belajar menulis Omjay dan naskah teman-teman guru lainnya. Dengan keuletan dan komitmen menulis setiap hari meraih Juara 1 Lomba Blog PGRI dan Juara 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit, 

berhasil menjadi penulis penerbit mayor dalam tantangan menulis 1 minggu bersama Prof. Richardus Eko Indrajit alias Prof.  Ekoji, serta  melahirkan 56 buku yang tersebar di toko buku terkemuka di seluruh Indonesia ...👍👍👍

Ibu Aam menyampaikan materi dengan judul "Gali Potensi, Ukir Prestasi" dengan moderator Arofiah Afifi yang juga penulis berbakat.

Pertemuan diawali dengan lontaran pertanyaa dari narasumber , "Apa alasan Bapak Ibu bergabung di Kelas Belajar Menulis Nusantara  (KBMN) ? Berbagai jawaban yang masuk, intinya adalah ingin menjadi penulis berpotensi, menerbitkan buku sendiri, menggapai banyak prestasi, menginspirasi ...

Cara menggali potensi untuk mengukir prestasi dimulai dengan apa yang kita sukai.  Setiap orang memiliki hal yang disukai dan memiliki kesempatan yang sama untuk menggali segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi, jika suka menulis maka tekuni dunia tulis dengan mulai menulis dari apa yang disukai, apa yang dialami, atau apa yang dikuasai, berbentuk puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah inspiratif yang bisa menginspirasi negeri.

Sebagai penulis pemula banyak sekali kendala untuk memulai tulisan karena takut tulisan jelek, takut dibuli, tidak percaya diri, takut tulisan tidak sempurna, dan keraguan dalam mempublikasi tulisan sehingga tulisannya hanya disimpan di dalam draf dan membiarkan ide itu menguap hingga berlalu begitu saja. tetapi haram hukumnya untuk berputus asa, mencoba dan terus mencoba, lewat banyak membaca,  membaca tulisan orang lain, blogwalking, mencoba menyusun kalimat dalam menuliskan komentar atau apresiasi terhadap tulisan orang lain.

Musuh terbesar adalah diri sendiri, rasa malas, tidak memenej waktu, tidak memilah atau membuat skala prioritas.

Di Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) terdiri dari para penulis, narasumber, maupun motivator hebat. Ada 30 materi kepenulisan apik yang telah teruji sebanyak 28 angkatan/gelombang sampai dengan yang saat ini. Hayu wahai diri kita mulai bangkit diri ...

Dimulai dari mimpi, abaikan rasa kekurangan diri, pupuk kepercayaan diri, menggali potensi meraih prestasi, belajar menulis dan menulis setiap hari, kendala atasi, yakin diri bahwa menulis itu tidak sulit membelit diri,  giat menulis meraih manis.  Itu adalah resep mujarab untuk mulai menggenggam motivasi, meraih mimpi ....

( Rosjida Ambawani, Resume pertemuan ke-3 Kelas Belajar Menulis Nusantara - KBMN - Gelombang 28, dari kota Ciamis manis ... )