Jumat, 25 November 2011

LUKISAN INDAHMU





Lukisan indahmu
tentang bunga dan kupu-kupu
masih terpajang di dinding kamarku
Menyapa pagiku dengan salam terhangat
Genggam siangku dengan pijar bersama asa
Temani malam dan sunyiku dengan binar nuansa
Peluk mimpiku dengan sebalut doa
bahwa akan ada hari dimana masa
membawaku kembali ke taman bunga
dengan kupu-kupu bersayap indah disana

                    ( Sendiri memandang lukisan , 16 Nop 2011 )

Kamis, 17 November 2011

Ini Baru Setengah Perjalanan



Ini baru setengah perjalanan
yang baru kita tempuh
Setengah lagi harus dan akan kita susuri
Menggapai tujuan yang kita impikan

Ini baru setengah perjalanan
Ku sangat ingat ketika kau pancang tonggak
mengawali perjalanan panjang
Kau tanamkan kesungguhan akan
melangkah maju hadapi sejuta kemungkinan

Kini kita baru mencapai setengah perjalanan
Dan kau pun rubuh
Aku tertegun memandangi betapa mudah kau terjatuh
Dan ulur tanganku tak mampu buatmu bangkit dan terbangun
Kaupun malah pergi
Tinggalkan diriku dalam sejuta tanya tak bertepi
Nun jauh di sana
Harapan masa depan
Yang pernah bersama kita impikan dan canangkan
Yang telah kita rajut dalam separuh perjalanan
Dengan beruntai air mata, peluh, suka dan duka
Kini harus terhentikan
Tapi aku ‘kan terus berjalan
Menempuh sisa perjalanan
Dengan sekuat tenaga ku seret langkah
Dengan perih jiwa kubalur dengan asa
Dengan kesunyian yang kusenandungkan
Bersama sisa nafas dalam sejumput doa


Senin, 14 November 2011

O h !




Aku tlah memintamu
sisihkan satu ruang hatimu untukku
biarkan ruang-ruang hati yang lain untuk kekasih-kekasihmu

Dan kau memberiku satu ruang hati
ku genggam, ku peluk dan ku simpan dalam kantong
lalu kau pun pergi


Aku pun berlari pulang
ku buka lambat-lambat isi kantong
akan ku pajang ruang hatimu di bingkai hatiku
hatimu dan hatiku ...

Duhai alangkah sayang
ternyata kantong belum dijahitkan
oh ! ...

Jika Kau Jabat Rinduku





Jika kau jabat rinduku
awan tak lagi kelabu
dan langit pun membiru

Jika kau jabat rinduku
malam tak lagi beku
dan serunai pun melagu

Jika kau jabat rinduku
asa tak lagi meragu
dan lazuardi pun menyeru
akan hati yang menyatu

Lelaki Itu Terus Berjalan


Lelaki itu terus berjalan
Peluh bercucuran
Lelah tak tertahankan
Tapi langkah tak terhentikan

Lelaki itu terus berjalan
Lintasi terik menyengat badan
Telapak kaki menjejak aspal jalanan
Panas, luka, perih terasakan

Lelaki itu terus berjalan
Mengejar asa di hadapan
Dan kita disini masih terbuaikan
Oleh mimpi yang melenakan

Lelaki itu terus berjalan
Semangatnya tak terkalahkan
Aral melintang tak terhiraukan
Pantang menyerah apa pun di depan

                                         ( Welcome to my town, 12 Okt 2011)

Kamis, 10 November 2011

A L P A


Tiba saatnya
sadari segala alpa
bahwa semua tiada bisa
mengikuti asa

Tinggalkan mimpi
biarkan pergi
Kembali ke masa
yang berjalan apa adanya

Jalin ini kan jadi memori
Sebab tlah jadi lentera kita
dalam terpatri
lekat terpeti

Bersyukur pada Yang Kuasa
tlah beri merah jingga
Bersujud keharibaan-Nya
tlah sadarkan jiwa yang alpa

Sabtu, 29 Oktober 2011

Ini Untuk Kesekian Kali

Ini untuk kesekian kali
bening bergulir
membasahi nurani
melumuri hati

Ini untuk kesekian kali
relung palung tergaung
menggurat dengung
mendesak hasung

Ini untuk kesekian kali
jiwa membasah
nurani tergugah
terderai resah

Dan
ini untuk kesekian kali
nyanyian sunyi
bahkan tak ada lagi mimpi
yang menyapa hari
                                                                 ( Sendiri, akhir Okt 2011 )



                                                                     

Rabu, 26 Oktober 2011

Cinta 'Kan Membawamu Kembali







Pergilah...
ayunkan langkahmu kemana kau suka
dunia luas membentang di hadapan
merah, biru, putih, hitam

Pergilah...
raihlah masa depan
nun tinggi di awan
wujudkan mimpi-mimpimu
yang terbang jauh mengangkasa

Nanti, jika kau lelah
selalu ingatlah
bahwa senantiasa ada doa dan asa
terkirim tiap detik
dari sepotong hati
dengan sudut mata yang membasah ...
semoga di luar sana
'kan dewasakan
tanpa melenakan

Ada sepotong hati
yang berderak keyakinan
pada suatu masa
bila saatnya tiba
cinta 'kan membawamu kembali

( Love will lead you back, 26 Oktober 2011)

Mari Kita



Mari kita buang segenap prasangka
yang tutupi rentang jernih hati
Mari kita lepas segenap praduga
yang batasi pijar rinai mimpi
Mari kita hapus segenap angkara
yang halangi bentang langkah diri
Lalu
Mari kita padukan bias asa
yang berpendaran di jeram ilusi
Mari kita kumpulkan segala pertanda
yang bertebaran penuhi nurani
dan
Mari kita susun kembali petak demi petak
dari lukisan- lukisan buram
yang kini mulai retak
dan kita jernihkan
kerak-kerak penghalang mata hati

Senin, 24 Oktober 2011

Langit Tak Selamanya Biru



Perjalanan ini masih panjang
Masih berapa lagi jurang dan ngarai yang mesti kita temui
Dan masih berapa lagi gunung dan bukit yang mesti kita daki

Lihat awan hitam yang bergulung-gulung di atas sana
Sebentar lagi hujan
Bisa jadi hujan deras disertai kilat menyambar
dan petir menggelegar

Mengapa kau masih duduk termangu di situ
Pandangmu pun masih ragu
Sudahkah kau siap bahwa langit tak selamanya biru
Dan jalan tak selalu lurus tanpa debu
sedangkan waktu tak selalu mau menunggu
                                                                               ( Bdg-Cms, 22-23 Okt 2011 )

Minggu, 23 Oktober 2011

J a u h





Jauh, jauh sekali bentang kita
Engkau di sana di tengah keramaian dunia
Aku jauh di sini berteman sunyi
Seperti baru kemarin terasa
Kita pernah satu dunia
Dunia gemerlapmu dan dunia sunyiku
Saat itu tak ada batas
Tersenyum, tertawa lepas
Kau tlah berikan gemerlapmu 'tuk  hiasi langit sepiku
Dan tlah kuberikan tenangku dalam samudera gelisahmu

Masa pun berlalu
Beribu kisah warnai waktu
Langkahmu terlalu laju 'tuk langkah lemahku
Gemerlap sinarmu terlalu berkilau hingga silaukan pandangku
Kukuh dindingmu hingga genggam kecilku
tak kuasa mengetuk pintumu
Kau terus berjalan menembus langit
Dan aku pun terus berjalan menuju kerak bumi
Pada akhirnya inilah jalan kita sendiri-sendiri
Seperti pada awal merangkai hari
Dan kenangan itu terus ada disini
Menyeruak mengingatkan mimpi
dan terus mengusik hati
                                                                                          ( Kota kecil, 21 Oktober 2011 )

Jumat, 21 Oktober 2011

Rindu Itu Masih Biru



Rindu itu masih biru
mengayun waktu tanpa ragu
tlah lalui jalan terjal berbatu
tuntaskan jemu

Rindu itu masih biru
aroma damba masih menderu
nuansa  raga kian merdu
di relung jiwa bertalu-talu

Rindu itu masih menderu
semoga tak hanya gumpalan semu
dan tak jadi lukisan berdebu
kisahmu,kisahku
                                                                       ( Kota hening, 18 Okt 2011)

Selasa, 18 Oktober 2011

Waktu Itu





Waktu itu
di suatu pagi di hangat sang surya
senyummu menyapa
berbalut canda ceria


Waktu itu
di suatu siang saat terik terasa
celotehmu dinginkan suasana
berikan sapa pada dunia


Waktu itu
cerita kita terpigura
di dinding kukuh jalinkan asa
hidupmu, hidupku, hidup kita


Ketika kini
pigura itu hanya tinggal cerita
ingin kususuri dimana tercecernya
bait-bait mimpimu, mimpiku dan mimpi kita


                                                                           ( 18 Oktober 2011 )

Aku Tak Bisa Lagi


Aku tak bisa lagi temukan pantaimu
tempat kita bermain ombak dulu
Aku tak bisa lagi temukan tebingmu
tempat kita menancap harap masa lalu
Aku tak bisa lagi temukan jejakmu
yang temani aku jalani langkah baru
Aku tak bisa lagi temukan mata airmu
yang memberi sepercik dahagaku
Aku tak bisa lagi temukan pagimu
yang bangunkanku dari mimpi panjangku
Aku tak bisa lagi temukan malammu
yang terangi aku dari gelap jalanku
dan
Aku tak bisa lagi memelukmu
bersandar di rengkuh genggammu
yang telah kuatkan hati dan jiwaku
menempuh luka dan lara hidupku ...
                                                                                      ( 18 Okt 2011 )

Senin, 17 Oktober 2011

Kilau Itu





Kilau itu tetap pancarkan cahaya
tapi cahaya yang tlah beda warna
bukan merah hitam langkah kita
yang selama ini ada di relung jiwa

Kilau itu tak lagi riang menyapa
hari-hari yang kini tanpa nada
betapa cepat semua yang ada
tlah berubah tinggalkan cerita

Kilau itu tak lagi menjabat erat
dan genggam ini tak lagi merapat
masa berganti begitu cepat
dan diri tertinggal tanpa dekap
                                                              ( Awal Oktober 2011 )

Baru Kusadari





Baru kusadari
jalan kita jauh berbeda
dan kau tlah lelah menuntunku
dan akupun tlah letih menyusul jejakmu

Baru kusadari
dunia kita jauh berbeda
kau tlah tentukan pendar binar cahya
sedang aku pilih seuntai goresan warna

Dulu binar cahya tlah terangi goresan warna
temani menguntai rentang kisah beribu jendela
ada tangis dalam gelak tawa
ada tawa diantara butiran air mata

Kini hanya ada doa tersisa
semoga riak tak terus meretak
dan ini cuma sepenggal episode jeda
buat kita dewasakan jiwa
                     ( 11 Oktober 2011 )

Selasa, 04 Oktober 2011

Tak Dinyana


Tak ada yang pernah sengaja
merencana sua penuh nuansa
Tak ada yang pernah sangka
biru cakrawala terbias mega

Tak dinyana
lentera lerai begitu saja
Begitu tiba-tiba
terentang sayonara


( I miss... , 14 Sept 2011)

Aku Tlah Ditempa




Aku tlah ditempa tuk tegar diri
terhadap merah hitam episode kehidupan yang datang dan pergi
betapa berbagai luka menjajari langkah bentangkan perih
menikam, menghujam palung dalam


Aku tlah ditempa tuk sendiri
jalani rentang masa yang bebani hati
mengubur dalam binar mimpi
menata retak derak nurani

Tapi hari ini
aku lemah tak berarti
saat tiba-tiba badai
meluluhlantakkan yang terjuntai
butir beningku terus berderai
menganak sungai ...
                                                               ( 22 Sept 2011)

Minggu, 02 Oktober 2011

Aku Tersesat Di Berandamu


Aku tersesat di berandamu
mencari-cari adakah sepenggal bayang
'kan menyambutku temukan pintumu

Aku tersesat di berandamu
menelusuri karang yang menulis kabarmu
yang tertiup angin lalu

(udara dingin
tak ada siapa-siapa
bahkan secuil bening hatiku
terselip entah dimana )

Minggu, 25 September 2011

Aku Rindu


Aku rindu binar embun yang buatku terjaga dari mimpi-mimpi kelamku
Aku rindu kilau mentari yang hangatkan jiwa dari jelaga lelah letihku
Aku rindu bening telaga yang basahi harapanku dari kering suram langkahku
Aku rindu senyum lepasmu yang warnai cerita kita yang pernah ada di penggal perjalananku
                 
                 ( Ever lasting memories, awal Sept 2011)

Letihku, Sepiku, Resahku





Letihku ku tinggalkan di penat jejak
dan kuguyurkan lazuardi ke atas rongga jeda

Sepiku ku gayutkan di bidang pundakmu
bawa aku melayari jeram jurang
'tuk buai resahku agar tak kembali datang
menggapai keniscayaan

Sabtu, 24 September 2011

Taufan



Tuhan tlah jalinkan persaudaraan
di suatu masa
di antara hari-hari kita

Seperti tlah tersuratkan
rentang waktu berjalan
menemani keterasingan
menjalin kebersamaan

Tak ada yang sangka
Taufan meluluhlantakkan
Gelombang menenggelamkan
Aku tak percaya
Sungguh tak menyangka ....

                                                    ( 22 Sept 2011)

Pandang Bening Hatiku


Pandang bening hatiku
adakah tirai dusta di sana
atau lorong hitam menganga
ataukah belati tajam membuka

Cukup waktu bagimu
tahu hati dan relungku
mimpi dan asaku
sedih dan bahagiaku
luka dan harapku

Jika pada akhirnya
semua sia-sia
oh tlah tiba masanya
semua harus kembali sedia kala
takdir hanya di sini saja
                                                       ( 22 Sept 2011)

Aku Tlah Lalui Jalan Itu


Aku tlah lalui jalan itu
terjal dan berliku
tanah bongkah merekah
bukit cadas memanas
rumput meranggas

Aku tlah lalui jalan itu
kering dan berdebu
peluh mengucur
asa melebur
jejak membentur

Aku tlah lalui jalan itu
dan perjalanan masih belum usai
jauh tak bertepi
langkah mengurai
kerontang menuai
tiada jabat menjuntai
temani palung terderai

                                                  ( Bulir bening, 22 Sept 2011 )

Kamis, 22 September 2011

Kata-Kata Bijak






Kehidupan tidaklah layak dijalani kalau kita menjalani profesi hanya demi sukses materi dan tidak menemukan dalam panggilan kehidupan tersebut suatu kebutuhan batin dan makna yang melampaui sekedar mendapatkan uang, makna yang memberikan martabat dan kekuatan pada kehidupan kita ( hal 15, " Berpikir Positif, Bertindak Positif ", Douglas Miller )

Kalau seseorang tidak tahu ke pelabuhan mana ia berlayar, tidak ada angin yang akan mendorongnya ( Seneca , filsuf Romawi )

Sehat itu amanah
Sakit itu hikmah
Mati itu pasti
Orang yang bijak menggunakan waktu sehatnya sebelum datang sakit dan matinya

Kreativitas, kegigihan dan keuletan adalah kunci sukses bagi orang biasa yang meluarbiasakan dirinya

Barangsiapa yang tidak menyibukkan diri dalam kebaikan, niscaya ia akan disibukkan dalam ketidakbaikan

Selasa, 20 September 2011

Kata-Kata Bijak








Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini. 
Jika kamu menginginkan lebih dalam hidupmu, maka kamu harus mempunyai niat untuk berusaha lebih dengan apa yg kamu miliki saat ini

Terkadang kita takut untuk memberi. Padahal apa-apa yang kita miliki sekarang adalah sebuah pemberian

Tidaklah kita dapat mengenal orang lain melainkan dengan 3 waktu :
Tidak dapat kita tahu seorang itu pemaaf melainkan ketika dia marah.
Tidak dapat kita tahu seorang itu berani melainkan pada waktu berjuang.
Tidak dapat kita tahu seorang itu sahabat kita melainkan waktu kesusahan.


Waktu itu hanya ada 3 :
Waktu kemarin yang sudah bukan milik kita lagi
Waktu esok yang belum tentu kita miliki
Waktu sekarang yang harus kita hadapi

Ketika kerja kita tak dihargai, maka saat itu kita sedang belajar tentang ketulusan
Ketika usaha kita dinilai tak penting, maka saat itu kita sedang belajar tentang keikhlasan
Ketika hasil kerja dan usaha kita dinilai tak berguna, maka saat itu kita belajar ketegaran...

Kelelahan adalah nikmat...
Rasa berat adalah anugerah...
Rasa sakit adalah kekuatan...
Kesedihan adalah tanda akan datang kebahagiaan...

Mengapa Kau Ragu





Mengapa kau ragu
'tuk menggenggam rasa
dan mengirimkan secawan asa
di batas senja

Mengapa kau bisu
'tuk lafalkan warna bintang
yang menaburi kelammu
di batas cakrawala

Mengapa kau takut
'tuk menyapa ombak
yang ayunkan pendar cahya
di batas gelombang

Pergilah ke batas senja, ada binar mentari menyapa
Pergilah ke batas cakrawala, ada kilau bintang merona
Pergilah ke batas gelombang. ada ayun ombak menuansa

Hari Ini Aku Tidak Bisa Berkata Apa-Apa


Hari ini aku tidak bisa berkata apa-apa
tiba-tiba mulutku kelu
dan bisu

Kulihat orang-orang lalu lalang di depanku
sibuk mengejar waktu
aku mematung

Dan disana
kau sedang duduk di taman kota
ingin aku menyapa
tapi tak bisa

dan untuk pertama kalinya
aku yang biasanya banyak bertanya
diam seribu bahasa

kau pun menikmati kediaman ini
dan asik dengan kesendirianmu

mataku menerawang
sepi
sepi sekali
aku seolah merasa seorang diri di tengah keramaian kota

dan berjam jam ku setia di sisi dudukmu
ketika pada akhirnya kau menatapku
mengusap rambutku dan berkata
"ternyata dunia sunyi tanpamu
tanpa celoteh tanyamu
aku rindu itu"

Minggu, 18 September 2011

Saat Tlah Tiba


Seperti sebuah mimpi
meski indah harus berakhir saat terjaga
Seperti seorang kelana
meski jauh harus pulang pada saatnya

Kini saat tlah tiba
Yang mimpi kini terjaga
Yang kembara kini pulang ke asalnya

Kembali sedia kala
Kembali seperti semula


                                                                      ( Little town, 14 Sept 2011 )

Satu Masa



Satu masa bergulir
erat jabat hadir
pelangi terukir
bahagia mengalir

Satu masa merebak
sisakan serunai berderak
mendung berarak
sepi menyeruak

                                            ( Alone, 14 Sept 2011 )

Berapa Waktu Lagi yang Mesti Kita Lalui



Berapa waktu lagi yang mesti kita lalui
agar bisa ku jemput senyummu
sebelum cahya beranjak terbang
berhamburan di sudut-sudut asa

Berapa karang lagi yang mesti kita lewati
agar ku bisa rebah di pantaimu
sebelum camar berpamit pulang
beterbangan di ujung-ujung dermaga

Berapa jarak lagi yang mesti kita jalani
agar ku bisa genggam mimpimu
sebelum senja menutup malam
berkejaran di ujung-ujung penantian

Mari Kita



Mari kita buang segenap prasangka
yang tutupi rentang jernih hati
Mari kita lepas segenap praduga
yang batasi pijar rinai mimpi
Mari kita hapus segenap angkara
yang halangi bentang langkah diri
Lalu
Mari kita padukan bias asa
yang berpendaran di jeram ilusi
Mari kita kumpulkan segala pertanda
yang bertebaran penuhi nurani
dan
Mari kita susun kembali petak demi petak
dari lukisan- lukisan buram
yang kini mulai retak
dan kita jernihkan
kerak-kerak penghalang mata hati

Jumat, 16 September 2011

I B U





Gurat garis kelabu
menoreh jejak masa lalu
jauh sauh dikayuh
dalam jeram diselam
penat pekat berpeluh
tak jua meluruh

Sejuta masa
sepenuh rasa
tertiti terpatri
terpoles tergores

Tlah lupa ria makna
Tlah kelu senyum beku
Jalanan ini sungguh sedu
Gumpal harap kering kelu

Sejumput doa
Sebongkah asa
Selalu terhantar
Terpancar tertebar
Putih buatmu

Puji ikhlasi
bagi sukma diri
tegar tak bertepi
bianglala menanti


                          ( Kota dingin, 8 Mei )

Di Beranda-Mu





Di beranda-Mu aku terpaku
jauh sudah hati melangkah
jejak memberat, resah membasah
punggung pun terbeban

Ingin sebentar ku rebahkan jiwa
di pelataran asma-Mu
Bolehkah aku berteduh
Sedangkan tubuh penuh peluh

Di relungku ku getarkan sepiku
terasing di antara hamparan kurnia-Mu
adakah rindu ini 'kan berpadu
dengan bening cahya-Mu

Aku Rindu Matahari



Aku rindu matahari
'tuk hangatkan sunyi
yang mendera relung diri

Aku rindu matahari
'tuk sinari sepotong hati
dari kelam mimpi

Aku rindu matahari
'tuk membakar puing sepi
dan hangatkan bingkai sanubari

                                                                     ( 10 Sept 2011 )

Kamis, 15 September 2011

LUMPUR LAPINDO





Ada sebuah kisah
Dari negeri antah berantah
Ini bukan kisah indah
Penawar lara penghapus gelisah

Berawal dari lumpur
Tapi bukan sembarang lumpur
Bukan lumpur mainan masa kecil kita
Yang bisa dibentuk jadi boneka rupa-rupa

Kalau selama ini kita meremehkan lumpur
Mengangkat ujung baju kala menginjaknya
Menutup hidung kala melewatinya

Tapi...
Kini lumpur bisa murka
Sungguh tak dinyana ...
yang sering dihina
ternyata bisa mencipta bala

Gedung megah
Rumah indah
Bangunan mewah
Dinding putih

Kini...
Sang lumpur hitam pekat
Bau dan panas
Menginjak keramik mengkilat
Melumeri dinding putih bercat
Mengotori rumah-rumah indah
Menggenangi bangunan-bangunan megah...

Bahkan...
Sang lumpur terus menyembur
tak henti mengucur
Apa yang ada semua terkubur .........

Dia telah menggenangi rumah kita
tempat kita sekeluarga bercengkrama
membuang penat dan dahaga

Dia telah menggenangi pabrik kita
tempat kita mencari nafkah
membanting tulang mengais berkah

Dia telahmenggenangi sawah kita
tempat kita menebar keringat
ditempa terik menjemput hikmat

Dia telah menggenangi kampung kita
tempat kita bersama sanak saudara
melewati masa demi masa

Dia telah menggenangi sekolah anak-anak kita
tempat mereka menggantung masa depan
meraih impian yang dulu begitu menjanjikan

Dia telah menggenangi hati kita
yang kini pedih
bertabur perih...

Dia telah menggenangi harapan kita
hingga kini terkubur
hanyut luntur

Dan...
dia telah mengajarkan kita
bahwa manusia tidak bisa mengharap dari siapa-siapa
selain sepenuhnya hanya berharap pada-Nya.....

                      ( Porong, Sidoarjo, Mei 2006 )

Sahabat









Sahabat adalah mereka yg tahu semua kekuranganmu, namun tetap memilih bersamamu ketika orang lain meninggalkanmu

Sahabat adalah mereka yg tahu bahwa ada sedih di matamu ketika seluruh dunia percaya dengan senyum di wajahmu.

Sahabat itu seperti bintang , dia memang tak selalu terlihat, tapi kamu tahu dia selalu ada di sana.

Sahabat adalah mereka yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaik yg ada dalam diri kamu. Mereka yg selalu berimu semangat.

Sahabat adalah dia yg tahu kekuranganmu, tapi menunjukkan kelebihanmu. Dia yg tahu ketakutanmu, tapi menunjukkan keberanianmu.

Kenalilah sahabat yang disamping kamu. Sahabat ialah yang mengulurkan pelukan ketika kamu terjatuh.

Jangan pernah sakiti sahabatmu, karena sahabat adalah cara Tuhan menunjukkan bahwa Dia tak ingin kamu sendirian jalani hidup.

Tak peduli siapa yg buatmu patah hati atau berapa lama yg dibutuhkan tuk sembuh, kamu tak akan bisa melewatinya tanpa sahabat.

Sahabat adalah dia yg tahu apa yg dia miliki ketika bersamamu, bukan dia yg menyadari siapa dirimu setelah dia kehilanganmu.



Pantai Pangandaran




Ombak berdebur
bergulung-gulung
ciptakan buih
menepi


Langit biru
Awan mengapas
putih
cerah


Jauh cakrawala
membentang
merentang


Laut keperakan
pernik-pernik air berpendar
putih berkilauan


Ku terpaku ditepi
Sendiri di terpa angin ...
Menatap tlah begitu panjang perjalanan
Selaksa kesadaran akan ada akhir dan terlupakan


Tergores peta jejak
Di atas gundukan pasir merah
Biarlah nanti ombak datang
Menghapus dan menggilas


Ada banyak kenangan yang slalu terngiang
Tersembul di hela nafas kehidupan
Tak kuasa jiwa ‘kan meminggirkan
Rasa asa yang begitu kuat teranyam ....


( Kota kecil, awal Juni )