Kehadiranmu adalah anugerah
Saat ufuk binarkan cahaya
Berbalur doa di ujung penantian
Karunia Sang Maha segalanya
Waktu bergulir hadir
berbagai cerita datang dan berakhir
banggaku juangmu doa tulusku
diantara rinai dan terik
kilau dan perih
Mengapa kini permata berserak
tak tahukah lengan ini bergurat
menghasung mimpimu daya upaya
tangis keringat bersemburat
Mengapa kita tak kembali
pada masa segala tak berpunya
tapi jiwa bermakna tak lekang masa
berjalan beriringan membelah hujan
berpeluk kuat kala kemarau menyengat
sudah terlalu lama sehingga kita
tak mampu lagi merekat asa
(Renungan, kota sunyi, 15 Juni 2025)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar