Di pusaramu aku bersimpuh
Wangi melati menyeruak membelah kenangan
Kuusap namamu yang terukir di batu nisan
Seperti usapanmu di kepalaku saat kecil
dan suara baritonmu
Terakhir kali aku kesini
Berdua bersama ibu terkasih
Rumput membasah
Bunga melati di sisi nisanmu putih mekar
Lamat-lamat ku ingat Ibu mengucap
Ayahmu suka melati
sambil gurat sepuh tangannya
memegang nisan dan berdoa lirih
Lalu kita berjalan
diantara tanah makam yang becek
pohon beringin tua dingin menyapa
dalam hati aku sempat berucap
kapan lagi aku dapat berkunjung
jarak Jabar-Jatim tidaklah dekat
dan waktu teramat singkat
(Kota dingin, Mei 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar