Kamis, 15 September 2011

Topeng



Kau tertawa-tawa
mengejekku
sinis

Wajahmu menyeringai
pekat matamu
sorot mata beringas

Hai ...
kau bersembunyi di balik topeng ...

orasi hebatmu di setiap podium
senyum manismu yang slalu tersungging
lembut tutur katamu setiap kau berucap
itu semua semu
itu semua membutakan
siapa saja yang mengenalmu

Dan kini
dihadapanku kau tanggalkan topeng itu
dan kau mulai melukai jiwaku
(kau sakit, kawan
semakin kau berusaha mengoyak hatiku
semakin dalam kau mengoyak hatimu sendiri ,
semakin kau berusaha menyakiti nuraniku
semakin dalam kau menyakiti nurani sendiri)

Tawamu semakin keras
sumpah serapahmu semakin deras
namun tiba-tiba
kau terhuyung-huyung
rubuh ......
( Malam pekat dan berkabut, 21 Agustus 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar