Sabtu, 04 Februari 2023

Mari Proofreading Sebelum Tulisan Launching


Bismillahirrahmanirrahiim ...

Segala puji bagi Sang Maha Rahim. Sholawat dan salam takzim kepada Baginda Rosul tauladan utama bermukim.

Ini adalah malam ke dua belas kita bercengkerama, menimba ilmu tanpa koma, bersama seirama menggema...

Pertemuan ke-12 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 membahas "Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan " dengan moderator Helwiyah, S.Pd., M.M.yang biasa dipanggil Ewi dan narasumber Susanto, S.Pd.

Moderator Bu Ewi menyapa dengan rangkaian kata 

Bunga sekuntum mekar berseri,
Disunting gadis dari Betawi,
Assalamualaikum pegiat literasi,
Salam jumpa dengan Bu Ewi ...

Semoga malam ini menjadi malam yang menginspirasi untuk memotivasi diri mewujudkan  mimpi menjadi penulis sejati ...

Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis 
Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan
Bagi penulis , tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan.
Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan

Maka ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran.
Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis agar banyak orang yang dapat membacanya.
Abadi dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.

 Profil narasumber malam ini adalah

Susanto, S.Pd. yang akrab dipanggil Pak De Susanto lahir di Gombong Kebumen pada tanggal 29 Juni. Tahun ini genap usia beliau yang ke-50. Bekerja sebagai pendidik di SDN Mardiharjo, Kecamatan Purwodadi, Kab. Musi Rawas sejak tahun 2017. Sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala SDN 2 Selangit (2008-2012), SDN Purwodadi (2012-2013), dan SDN Rejosari (2013-2017). Tahun 1993 menjadi guru muda di SDN 1 Batu Kucing (Musi Rawas Utara) sampai dengan tahun 2006. Tahun 2006 mutasi ke SDN Padang Lalang.

Riwayat pendidikan beliau yaitu pernah belajar di SDN Srampadan Gombong (1983), SMPN 2 Gombong (1986), SPGN Kebumen (1989), D2 PGSD UNS (1992), STKIP PGRI Lubuklinggau (2006), UT UPBJJ Palembang (2017).

 Untuk mengenal lebih jauh, bisa melalui  salah satu tulisan di blog beliau, tulisan yang renyah dan  sarat makna di https://blogsusanto.com/kalimatmu-kepanjangan/

Kalimat-kalimat di dalamnya mengalir enak dibaca dan memudahkan pemahaman tentang apa yang disampaikan.

Dan buku resume yang diterbitkan Pak Susanto, S.Pd. yang akrab disapa Pak D dalam rangka mendapatkan sertifikat pelatihan KBMN gelombang 15


Jika ingin mengetahui apa, mengapa, bagaimana proofreading, saya mengambil satu di antara resume yang saya dokumentasikan yaitu blog pak Ahmad Fatch sebagai rujukan

https://ahmadfatch.blogspot.com/2022/09/belajar-cara-menulis-pgri-gelombang-ke_19.html?m=0

> Pengertian Proofreading

Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah penulisan untuk mengetahui apakah ada yang salah atau tidak sebelum tulisan itu di publikasikan/diterbitkan atau dibukukan. Proofreading sangat berguna untuk meminimalisir kesalahan pada saat kita menulis di suatu media yang akan kita publikasikan atau cetak dalam bentuk buku.



> Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Proofreading  

Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia baca bisa diterima logika dan dipahami. untuk itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak?

Susunannya sudah tepat atau belum?

Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak?

> Mengapa harus melakukan proofreading?

Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan, untuk itu Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulisan kepada khalayak luas atau mempublikasikan, contohnya menulis di kompasiana.com atau di blog pribadi



 > Kapan kita melakukan proofreading?

Melakukan proofreading beberapa saat setelah selesai menulis. menurut Bapak Padil (Supadilah) "Jangan terburu-buru mengirimkan artikel. Kita melihat kembali (review) tulisan adalah hal bijaksana yang harus dilakukan. Penggunaan bahasa baku dan tidak baku serta aturan teknis berkaitan dengan ejaan perlu diperhatikan".

Memeriksa tulisan dilakukan setelah tulisan selesai, bukan ketika kita sedang melakukan penulisan/tulisan masih jalan separuh atau baru dua paragraf, dan sebagainya. Bertindaklah sebagai seorang “calon pembaca”.

 > Langkah dalam melakukan proofreading

Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Mengecek ejaan. Ejaan yang kita tulis harus merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.

Konsistensi nama dan ketentuannya

Perhatikan judul Bab dan penomorannya  

Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD

Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Ada beberapa perubahan misalnya:

Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan.

Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya.

Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.

Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.
Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan

Laman:  https://ejaan.kemdikbud.go.id/  berdampingan dengan KBBI untuk melakukan proofreading tulisan kita.

> Hal-hal yang harus dihindari dalam penulisan
Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. 
Hindari memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

> Tantangan Proofreading

Contoh paragraf dari laman kompasiana, tangkapan layar dilakukan baru saja, untuk Anda perbaiki. Lalu, kirimkan, jika banyak yang benar, akan diundi dan mendapat hadiah buku, di dalamnya ada tips menulis dialog dalam tulisan fiksi seperti cerpen. Bukunya karya bersama para blogger sebagai berikut.

Ini materi yang jika Bapak dan Ibu berkenan melakukan proofreading, kirimkan kepada saya file word-nya. Font TNR, Arial, atau Tahoma, lebih saya sukai. Nanti saya salin ke Notepad lalu ke Word, dan saya periksa, mohon disertai nama 

Sesi Tanya Jawab
Saya Evridus Mangung - Peserta KBMN 21. 
P1. Apa bisa dibenarkan menulis sebuah kalimat tanpa mengulangi subjeknya. Misalnya: Lelaki ditemani senja. Menatap mega tanpa kata.
- Didalam pemaparan tentang gambar swasunting disebutkan salah satu aplikasi atau editing tools. Jujur, saya baru mendengar aplikasi ini. Pertanyaan saya, apakah aplikasi ini bisa didownloload? Jika ya, bolehkah dishare linknya atau apakah ada di playstore? Terima kasih.

J1. Untuk puisi, tiada salahnya, Bapak. Untuk esai, masukkan ke dalam kalimat majemuk.
- Satu di antara 'tools' itu adalah Google Docs

"Temukan dan Perbaiki Typo dengan Mudah"
https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

Hemingway Editor: A Proofreading Tool for Writers
https://www.techtoolsforwriters.com/hemingway-app-a-proofreading-tool-for-writers/

P2 Imro'atus Sholihah _ Jombang Jatim
Selama ini mungkin kita lebih akrab dengan kata editing.
Apa perbedaannya dengan Proofreading?
Kemudian lebih penting mana antara editing atau proofreading?
Setahu saya di sebuah buku yang dituliskan adalah editor bukan Proofreader.

P3 Ada tulisan ilmiah dan non-ilmiah, ada fiksi dan non-fiksi
Bagaimana melakukan proofreading terhadap tulisan tersebut yang tentunya berbeda?

J2 Benar di buku yang ditulis adalah Editor, bukan proofreader. Tentu dengan alasan ya, Bu.
Saya kutip dari laman uptbahasa.untan.ac.id
Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalaha-kesalahan mendasar lainnya.
Editing, orangnya disebut editor, memeriksa lebih dari itu. Untuk penerbit Mayor, semoga saya tidak salah, Editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. Proofreader melakukan uji baca pada ttulisan.
Kembali mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id  >> dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk mem-proofread artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor

J3 Buku nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain (fiksi). Namun, pada fiksi yang sarat dengan dialog tentu ada aturan-aturan bagaimana menulis dialog dengan tanda baca yang benar. Ini ada dalam buku yang hendak saya jadikan GA. Atau sementara kunjungi laman berikut
https://blogsusanto.com/belajar-langsung-praktik-menulis-cerpen-bagian-3-narasi-dan-dialog/

P4 Toto - Kota Bekasi :Salah satu "tugas" Proofreading adalah memastikan tulisan itu "bisa diterima logika dan dipahami".
Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Bagaimana menyiasati permasalahan ini? 

J4 Untuk Pak Toto : Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Tidak akan terjadi, jika tulisan diendapkan dahulu.  Jika cara itu juga kita merasa seperti itu (semoga bukan karena egois ya he he he, berikan kepada orang lain, meminta orang lain untuk membaca). Analoginya, pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun kayak lebih tahu harus ke mana tuh bola ditendang

P5 Wi Agung Gunung Kidul : Editor dan proofreader apakah sama?  
J5 Pada saat tertentu sama, namun sebenarnya berbeda, seperti yang saya jelaskan di atas.

P6 Ari Susanah dr SMPN 5 Tambun Selatan : Apakah proofreading ini sesuatu tahapan wajib setelah kita melalui tahap editorial? Bukannya di layar komputer itu susah ada tanda jika tulisan kita tidak sesuai KBBI 

J6 Jawabnya, Iya. Kita menulis laptop menggunakan keyboard, di tablet atau hape pun menggunakan keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat akan tetapi, karena tanpa sengaja tombol tertentu, misalnya spasi, ikut tersentuh, melompat satu huruf dong. Misalnya begitu.
Misalnya jika bahasa Inggris menggunakan Grammarly

P7 Astri dari Bekasi : Kapan melakukan proofreading? Apakah pada saat menulis baru satu paragraf atau setelah tulisan selesai?  

J7 Jangan sekali-kali melakukan proofreading ketika tulisan belim selesai atau belum jadi hingga paragraf berakhir

P8 HR. Utami - Semarang : Mohon penjelasan, apakah urutan prosesnya begini: writing, swasunting (mengedit sendiri), editing, proofreading, cetak/ke penerbit, publishing? Atau apakah setelah proses proofreading kembali lagi ke penulis, kemudian langsung ke penerbit atau setelah proses revisi dari penulis langsung ke penerbit dan publish?
Kalau boleh tahu berapa tarif profreader, naskah seperti apa yang memerlukan proses ini, dalam arti yang profesional (misalnya untuk published di jurnal internasional?

J8 Proses proofreading tentu sebelum naik cetak ya. Coba saja, nanti jika buku kita akan naik cetak, naskah akan diberikan kepada penulis kembali.
Tentang biaya, tergantung ya Bu. Ibu bisa browsing. Contohnya ini, mungkin sudah naik harganya. Dari laman yang sudah saya kutip sebelumnya, silakan gulung ke atas.


Ini contoh pengalaman seorang penulis :
 https://yoriyuliandra.com/site/2019/07/11/pengalaman-menggunakan-proofreading-online-berbayar/

P9 Hesti A-MAkassar
Untuk tugas tersebut apa hanya memberi tanda baca atau boleh merubah tulisannya,.manambah atau mengurangi. Terima kasih.

J9 Maksudnya mungkin proofreader?
Intinya, agar tulisan mudah dipahami oleh pembaca, Bu. Jika salah meletakkan tanda baca, ya diperbaiki. Jika strukturnya keliru, konfirmasi dengan penulis: "Apa yang Anda maksud dengan tulisan ini, Besty?"

P10 Farida Lisanti - Musi Rawas : Selain typo adakah ciri-ciri lain kalimat tidak efektif sehingga tulisan kita renyah dibaca? 

J10 Hindari kesalahan minor yang "mengganggu" kenyamanan pembaca.
Pedomani EYD untk penggunaan tanda baca dan tentu saja kosa kata. Kalau kalimatnya muter-muter dengan kosa kata yang itu-itu saja, ya bosenin dan membuat kalimat tidak efektif.

P11 Indah Ratna - Banjarnegara : Untuk melakukan proofreading apa bisa kita lakukan seorang diri? Misal resume mengikuti pelatihan menulis ini pak. Karena kadang saya merasa diburu dengan waktu agar bisa segera kirim resume. Biar sudah plong kalau sudah ngirim,  sehingga kadang saya tidak pernah mengendapkan dulu, tapi lamgsung kirim. Nah kira-kira apa trik yang efisien agar tulisan kita cepat terkoreksi dan cepat bisa dikirim

J11 Untuk kepentingan pengiriman resume, kadang diburu oleh waktu. Namun, sesudahnya bisa diedit kembali atau diperbarui kok tulisan di blog. Kita bicara lebih banyak untuk tulisan lain selain tugas meresume, misalnya nanti jika kita akan menyatukannya menjadi buku, maka naskah kita selesaikan, sesudah itu, lakukan proofreading sebagaimana sudah dijelaskan langkahnya.

P12 Yulis - Banyuwangi : Ijin bertanya pak.. Saya jujur sering terjadi hal ini, selalu ada kesalahan ketika saya tinjau ulang dan hal ini sering karena ketergesaan ketika apa yang ingin saya tuangkan biar tidak lewat begitu saja dan lupa, yang ingin saya tanyakan... Bagaimana kita bisa fokus dan konsisten menulis lugas dan jelas ketika kita dituntut untuk runtut menulis cerita, dan bagaimana kita menulis yg baik dan benar namun tidak ingin terbebani perasaan apakah tulisan itu salah atau tidak .

J12 Anda, penulis sejati. Seharusnya begitu. Tulis saja hingga rampung. Benar, biar tidak lewat begitu saja dan lupa. Ilmu menulis, diterapkan ketika menulis, misalnya satu paragraf satu ide pokok. Selebihnya, memainkan kosa kata menjadi kalimat yang enak dibaca (pinjam istilah Omjay). Sedangkan tata bahasa, aturan EYD, digunakan setelah tulisan selesai. Jadi, ya, jangan terbebani dengan perasaan. Apalagi rasa bersalah. Ah, emang salah sama siapa, he he he. Semoga menambah semangat.

P13 Candra - Jakarta : Apakah penulis-penulis dulu memakai proofreading dalam membuat tulisannya , bagaimana kita yg mempunyai keterbatasan dalam hal sarana prasarana  untuk  aplikasi yg pak Sus paparkan?

J13 Jangan dikira penulis-penulis dahulu tidak melakukan proofreading. Naskah proklamasi juga ada coretannya, tanda dilakukan uji baca atau yang disebut dengan proofreading.
Bagaimana kita yg mempuyai keterbatasan dalam hal sarana prasarana  untuk  aplikasi, secara manual saja, diprint (dicetak) lalu dibaca ulang, tandai dengan tinta berwarna, misalnya merah atau biru

Demikian resume ke-12 ini.

(  Rosjida Ambawani, dari kota kecil Ciamis, Resume Pertemuan ke-12 Kelas Belajar Menulis Nusantara - KBMN - Gelombang 28  malam temaram tanpa cahaya bulan, langkah terus berjalan membelah kelam, perjalanan ini harus tertunaikan ... )




4 komentar: