Yang senantiasa berseri
Memancarkan cahaya pagi
Kepada segenap penghuni bumi
Dan aku sungguh tak bisa
Tersenyum manis diantara duka
Di setiap hari senantiasa
Walau embun berusaha menyapa
Terkadang hati terpengarah
Akan hilangnya sapa renyah
Tempat berpegang pandu arah
Hingga toreh jiwa jadi resah
Oh tiga puluh masa ternyata
Belum mampu jalinkan makna
Dan aku terus menapakkan renjana
Pada dinding sepi menggurat asa
(Suatu pagi, 19 Des 2024)