Minggu, 20 Oktober 2024

Kaukah itu?

Empati, simpati, responsibility
Hanya dapat dimiliki 
Jiwa yang tak mati

Kaukah itu?
Yang tiga puluh masa setia
M  hati tanpa
Diantara doa-doa
Dan jiwa yang tak pernah putus harap
Akan yang baik bertemu yang baik

Ataukah takdir Asiyah mesti berulang
Menjalani hari hitam panjang
Kesabaran dan keegoan
Bersama dalam takdir penentu iman

Kaukah itu
Yang di mimbar fasih melantunkan
Ajakan penuh kemanisan
Dan jauh di dalam menghasung kepedihan
Perih kapan akan berkesudahan ...

Ya Allah kuatkanlah
Tuntunlah 
Lamgkah-langkah lunglai ini
Berderai air mata
Berderak asa serak
Waktu tlah berjalan terus berjalan
Jiwa ini terasa terus tertikam

201024 A2iou

Selasa, 15 Oktober 2024

Bapakku, Diammu

Bapak, aku kangen, Pak
Hari-hari yang kita tapak
sungguh penuh gurat
dan pandang teduh mengikat

Aku rindu masa-masa itu
Dan tawa bersama biru
Kelakar tentang masa lalu
Bentang yang tak pernah berdebu

Maafkan aku, Pak
Egoku dan prasangkaku
Tak jarang membuka jarak 
Panjang waktu melaju
Mendesak jauh diammu keluku

(Okt 2024, bulan kepergianmu ...)

Minggu, 01 September 2024

Usia Kita Menuju Senja

Dulu langkahmu baja
Ragamu anoraga
Kiprahmu menggema

Kini berlalu masa
Semua berubah tak terasa
Tak bisa dipungkiri datang senja 
Keriput, uban, dan cepat lupa

Sebentar lagi masa paripurna
Rehat raga tentram jiwa
Sadari semua tak seperti dulu kala
Keharibaan-Nya bersimpuh alpa dosa

(Malam Senin, 2 Sept 2024, saat senja mengubah warna ...)

Sabtu, 24 Agustus 2024

Aku selalu mengingatmu pagi itu

Cuaca mendung pagi
Mengantarkan jalan bersama
Wajahmu ceria
Senyum bahagia
Mentari kota Surabaya menyapa

Rektorat ITS menyimpan kenangan
Saat kita berfoto
Di samping jip merah terparkir
Lalu ke ATM dan saldo bertambah

Ke kantin ITS kita menuju
Mencicipi menu favorit
Aku agak mengernyit
Saat kau pesan lagi semangkok bakmi

Lalu kita ke Bilka
Membeli bedak dan minuman rupa-rupa
Kau pamit tiba-tiba
Harus ke kampusmu segera

Waktu pun berjalan
Ternyata saat itu kini tinggal kenangan
Senyummu hanya tinggal bayangan
Kerudung pemberianmu masih tersimpan

In memoriam adikku, Dyah Rochmawati

Senin, 05 Agustus 2024

Bu, aku rindu petuahmu

Jika dapat ku mengulang waktu
Kan ku hela erat saat waktuku bersamamu
Bercerita riuh tentang bahtera yang harus terus kukuh
Sambil tertawa bahwa hidup masih ada warna
Tak lupa celoteh diantara ruam tertoreh
Senyummu senyumku tersimpul mesti kadang kelu
Lalu firasatmu membuatku tepekur
Bahwa takdir bagaimana pun tetap terukur
Keping hati bisa terbentur
Langkah tak rebah mesti terjalur

(Miss u, 050824)

Kamis, 13 Juni 2024

Hujan Deras Itu, Banjir Itu, Peristiwa Itu

Deras hujan mengguyur
Jalanan lengang kelok menyusur
Roda sepeda motor meluncur
Dua tubuh manusia kuyup terbanjur 

Bungkusan belanjaan kita segala rupa
Yang kita pilih sehemat cermat 
dari gaji bulanan kita
terjatuh tak beri aba-aba
tergilas roda mobil mewah tanpa dinyana
suara debur kemasan tertindas hancur
terburai memencar jalan tertabur

Aku tepekur oh rizki dari Sang Maha Berpunya
ternyata belum jadi milik kita
Aku tepekur terngiang suara orang tua
"Dikatakan rizki itu jika sudah masuk ke mulut dan dirasa indera"
dan bahwa "Semua yang ada di dunia ada ajalnya, benda pun ada saat ajalnya ... "

Hujan guntur terus menyembur
Hati gulana coba ikhlas bertempur
Inikah tegur untuk tadabur
Agar hati tak terus tercebur

(Peristiwa saat hujan teramat deras, di suatu kota kecil, 12 Juni 2024, kumandang iqomat Maghrib)

Selasa, 28 Mei 2024

Hidup Kita Serahkan Pada-Nya ...



Ketika manusia diciptakan 
dan ditiupkan roh atasnya
saat di dalam kandungan
digariskanlah oleh-Nya
jodoh, rizki, perjalanan hidup dan saat kematian
sebagai ketentuan kehidupan 
yang menjadi rahasia dan misteri baginya

Dalam pepatah Jawa
" Hidup itu hanyalah sekedar menjalani "
maka nasehat orang tua
" Berusahalah berbuat yang terbaik dalam menjalani
setiap waktu dalam kehidupan
dan biarlah hasil akhir kita serahkan pada-Nya "

( Urip mung sadermo nglakoni, 20 Agustus 2012 )